Hidayatullah.com–Agama Islam menganjurkan pemeluknya untuk mencintai alam. Demikian pendapat Hendrik Jan Bakker, Ketua Stichting Groene Moslims (Yayasan Muslim Hijau) Belanda. Hendrik Jan Bakker adalah warga Belanda yang sudah cukup lama masuk Islam dan kini menjadi ketua Yayasan Muslim Hijau Belanda.
Kata hijau di sini tidak merujuk warna yang disebut sebagai warna Islam, karena misalnya bendera Arab Saudi warnanya hijau. Tapi hijau ini adalah lambang ramah lingkungan. Jadi muslim hijau adalah sebutan bagi orang Islam yang ramah lingkungan. Hendrik menyamakan gerakannya dengan Greenpeace, tapi tidak “radikal” .
Terisinspirasi ajaran Islam
Menurut Hendrik Jan Bakker ia mendirikan yayasan pencinta alam ini diinspirasi ajaran Islam yang berdasarkan Al Quran dan Hadits.
“Ketika saya membaca Al-Quran saya banyak menemukan ayat-ayat tentang alam dan makhluk. Al-Quran menyuruh agar semua itu diperlakukan dengan baik dan hati-hati, ” katanya kepada Radio Nederland, Rabu (01/02/2012).
Hendrik menambahkan Nabi Muhammad dalam berbagai hadits melarang menebang pohon sembarangan.
“Misalnya nabi melarang menebang pohoh-pohon di Mekkah. Nabi juga melarang orang menebang pohon saat berperang,” ujarnya.
Kewajiban
Hendrik pun merasa aneh mengapa tidak ada orang Islam di sekitarnya yang sadar akan isu lingkungan hidup. Kenapa hanya orang Belanda dan Eropa yang lebih peduli?
Sejak itu sebagai seorang muslim ia merasa berkewajiban untuk melindungi alam.
Tidak banyak negara muslim yang mempraktekkan ajaran Islam untuk mencintai alam. Namun menurut Hendrik tidak demikian. Misalnya di Libya ada kelompok lingkungan hidup. Dan di Mesir ada Sekem. “Mereka membeli padang pasir yang disulap menjadi lahan subur tanpa menggunakan pupuk buatan dan obat-obat pemberantas hama.”
Yayasan
Groene Moslims bukanlah kelompok muslim hijau pertama di Barat. Di Inggris dan Amerika sudah sejak lama ada muslim hijau. Terinspirasi oleh para pencinta alam Islam tersebut, maka Hendrik pun melahirkan gagasan untuk mendirikan Yayasan Muslim Hijau.
Hendrik dan kawan-kawan juga menyorot hewan sembelihan yang sehat. Mereka menilai sangat perlunya hewan itu selama hidupnya diperlakukan dengan baik sesuai dengan tuntutan Islam.
Kebutuhan untuk mendirikan suatu wadah seperti yayasan pun tambah terasa.
“Maka kami merasa perlu mendirikan sebuah organisasi, yayasan, perkumpulan atau apalah namanya,” tegasnya kepada Radio Nederland.
Sementara itu, menurut tokoh sayap kanan Belanda, Gert Wilders, Islam adalah agama terbelakang. “Lihat saja Timur Tengah. Semakin penting peranan Islam, semakin buruk nasib orang di sana, ” kata politikus populis kepada Radio Nederland secara terpisah.
Namun menurut Hendrik, pendapat orang-orang seperti Wilders tentu saja tidak benar. Namun ia mengakui muslim belum memberi contoh yang baik. “Sayang sekali. Dalam hal ini, para kritisi Islam itu ada benarnya juga.”
Mereka tidak tahu, zaman dahulu kala umat Islam berhasil menunjukkan bahwa Islam menyuruh umatnya mencintai alam. “Contohnya, di masa-masa awal Islam, Arab Saudi dan Suriah mempunyai tradisi menjadikan lahan, padang rumput sebagai kawasan lindung, yang harus diperlakukan dengan baik.”
Industrialisasi
Sejak industrialisasi, maka negara-negara Islam seperti Arab Saudi tidak begitu peduli lagi dengan lingkungan hidup. Ini terjadi juga di dunia Barat pada awal proses industrialisasi.
Makanya penting sekali untuk untuk menjelaskan bahwa Islam agama ramah lingkungan, tegas Hendrik.
Terakhir pria Belanda yang suka mengenakan semacam tulban sufi ini mengatakan, bahwa dia dan kawan-kawannya tidak berniat untuk mendirikan partai politik. “Kami hanya mau menjadi gerakan kemasyarakatan, tidak akan menjadi partai. Banyak partai yang membela kepentingan Islam dan lingkungan hidup,” katanya kepada Radio Nederland.*