Hidayatullah.com–Abdul Mun’im As Syahat, selaku juru bicara resmi dari Salafi Iskandariyah menyatakan, bahwa jama’ahnya saat ini tidak berfikir untuk mendirikan partai politik dan pihaknya menginginkan untuk tetap berperan dalam bidang dakwah saja, demikian lansir onislam.net (7/4)
Ia juga menyatakan bahwa politik hanyalah satu dari banyak wasilah untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Dari pijakan ini, ia menegaskan bahwa jama’ahnya tetap memposisikan sebagai jama’ah, bukan organisasi politik atau kubu politik.
Memilih Siapa Saja yang Paling Layak
Namun, As Syahat menambahkan,”Adapun jama’ah ini jika berpartisipasi dalam perpolitikan, maka yang dipilih adalah yang terbaik dari partai-partai Salafi, jika berhasil didirikan. Demikian juga yang terbaik dari calon-calon dari partai yang berdasarkan Islam lainnya, semisal Al Ikhwan. Demikian juga untuk para calon independen.”
Sebelumnya, Syeikh Muhammad Hassan, tokoh jama’ah Anshar As Sunnah Al Muhamadiyyah terang-terangan menyatakan bahwa pihaknya berkeinginan untuk mendirikan partai, sebagaimana ia katakana kepada As Syarq Al Ausath (5/4). “Kami juga berencana untuk mendirikan partai sesuai dengan kaidah dan hukum yang ditetapkan. Hal ini bukanlah aib bagi kelompok Muslim, mereka memiliki hak seperti warga negara Mesir lainnya. Mereka berhak untuk menyuarakan pendapat mereka.”
Laki-laki yang pernah berguru langsung kepada Syeikh Abdullah bin Baz dan Syeikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin ini juga menyebutkan alasannya,”Jama’ah Anshar As Sunnah termasuk dari warga negara Mesir yang menginginkan ikut serta dalam membangun masa depan negari mereka, sesuai dengan Al Kitab dan As Sunnah…”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Salafi Iskandariyah dan Kairo Ikuti Pemilu
Ketika ditanya mengenai keikutsertaanya dalam pemilu, Syeikh Muhammad Hassan menjawab,”Ya, banyak yang akan ikut dari saudara-saudara kami di Iskandariyah dan Kairo, baik pemilu Majelis Sya’b maupun Majelis Syura.”
Keterangan foto:1. Syeikh Muhammad Hassan (baju putih), 2. Syeikh Abdul Mun’im As Syahat