Hidayatullah.com–Dr. Muhammad Ad Dasuki, mantan penasehat Pusat Mobilisasi dan Statistik Nasional Mesir menyatakan bahwa jumlah masjid lebih sedikit dibanding jumlah gereja, jika dilihat dari jumlah penganutnya, sebagaimana dilansir Al Ahram.
Menurutnya, sesuai dengan sensus pada tahun 1989 penganut Islam berjumlah 93,3 % sedangkan Kristen 6,7 %. Pada tahun 1996 jumlah Muslim menjadi 93,8 % sedangkan Nasrani 6,2 %. Dan pada tahun 2006, jumlah Muslim meningkat menjadi 94 % sedangkan Nasrani turun 5,8 %.
Dasuki meminta kepada Komite Angkatan Bersenjata untuk menjadikan Al Azhar dan pihak Gereja sebagai pengawas peribadatan. Sehingga tidak perlu Mesir memiliki aturan mengenai peribadatan yang dijadikan satu.
Al Badri juga menjelaskan bahwa setiap 16 ribu penganut Kristen sudah memperoleh satu gereja, sedangkan 19 ribu Muslim baru memperoleh satu masjid.
Manurut Al Badri, bahwa hukum dasar fiqih menyatakan bahwa dalam Islam dilarang mengkonsumsi minuman keras dan babi, sedangkan hal itu tidak berlaku bagi Nashrani. Hal ini menghalangi adanya penyatuan undang-undang peribadatan.
Ia juga menilai bahwa umat Islam saat ini terdzalimi, karena jumlah mereka jauh lebih besar dibanding dibanding Nashrani, sedangkan masjid mereka lebih sedikit dibanding gereja jika dihadapkan dengan populasi kedua pemeluk agama tersebut.*