Hidayatullah.com–China hari Rabu (29/6) menyambut kedatangan Presiden Sudah Umar Al Bashir, meskipun ia menjadi target penangkapan Mahkamah Internasional.
Kunjungan Al Bashir ke China itu dilakukan beberapa hari sebelum SUdan Selatan resmi menjadi negara yang berdiri sendiri.
Al Bashir disambut oleh Presiden Hu Jintao di Aula Besar Rakyat, yang menyatakan kegembiraannya atas kedatangan pemimpin Sudan itu.
“Saya yakin kunjungan ini sangat berarti bagi konsolidasi dan hubungan baik antara China dan Sudan,” kata Hu.
Dalam kunjungannya itu diperkirakan pembicaraan kedua negara difokuskan pada masalah kerjasama China dan Sudan setelah Sudan Selatan resmi menjadi negara tersendiri pada 9 Juli 2011.
China adalah rekan dagang dan investor terbesar di Sudan. Investasinya di bidang perminyakan sudah berlangsung lama. China National Petroleum Corp. menandatangani kerjasama untuk waktu 20 tahun pada Juni 2007, dan pada hari Selasa telah menandatangi kerjasama lain dengan pemerintah Sudan.
Kedatangan Al Bashir ke China sempat tertunda akibat perubahan rute perjalanan, karena tidak bisa terbang melewati Turkmenistan sehingga harus berbelok ke Teheran.
China bisa menerima kedatangan Al Bashir karena bukan anggota dari Mahkamah Internasional. Menurut Beijing, menyeret Al Bashir ke Mahkamah Internasional dengan tuduhan melakukan pembantaian di Darfur hanya akan menambah buruk konflik yang sedang terjadi di Sudan dan sekitarnya.*