Hidayatullah.com–Pemimpin terguling Mesir Hosni Mubarak akan dimintai pertanggungjawabannya kepada rakyat yang diperintahnya selama tiga dekade dalam persidangan yang dimulai pada hari Rabu. Hal ini sekaligus akan menggetarkan sejumlah penguasa Arab yang sedang menghadapi kerusuhan di Timur Tengah.
Spekulasi simpang siur beberapa jam sebelum dimulainya persidangan, tentang apakah pemimpin 83 tahun, yang sedang dirawat di rumah sakit di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh sejak April, akan muncul menghadapi tuduhan bersekongkol atas pembunuhan demonstran.
Sumber medis mengatakan, anggota keluarganya telah tiba di rumah sakit pada Selasa (2/8) malam, dan sumber bandara mengatakan, sebuah pesawat telah mendarat dilengkapi medis di bandara setempat.
Para pengunjuk rasa bertekad akan menemuinya di tempat persidangan dan kemungkinan akan marah jika dia tidak muncul. Mubarak akan menjadi pemimpin Arab pertama yang menghadapi persidangan setelah jatuh digoyang pemberontakan.
Rakyat Mesir melihat penyakitnya sebagai siasat agar jenderal yang pernah berkuasa dapat menghindari publik yang akan mempermalukannya bagi veteran perang dan mantan presiden yang berkuasa di Mesir, negeri Arab yang paling padat penduduknya, selama 30 tahun sampai ia dijatuhkan pada 11 Februari.
Jika terbukti bersalah, Mubarak bisa menghadapi hukuman mati. Dalam komentar di depan publik sejak mundur, ia bersumpah pada bulan April lalu untuk membersihkan namanya dan keluarganya dari tuduhan korupsi.*