Hidayatullah.com–Demonstrasi menentang tingginya biaya hidup digelar dalam beberapa minggu belakangan di seluruh penjuru Israel, para pengunjuk rasa juga mendirikan kamp-kamp protes untuk menuntut tempat tinggal yang layak dan mengecam ketidakadilan sosial yang terjadi.
Para pengunjuk rasa menduduki atap gedung Bursa Efek Tel Aviv, sehari setelah serikat pekerja Histadrut yang sangat kuat melontarkan dukungannya kepada para demonstran. Histdrut mengeluarkan sebuah ultimatum kepada Netanyahu.
“Jika sampai Sabtu malam, perdana menteri gagal bertemu sekjen Ofer Eini untuk membahas jalan keluar mengatasi krisis sosial ini, Histadrut akan menggunakan segala cara untuk memberikan dukungan pada tuntutan para pengunjuk rasa,” kata seorang jubir wanita serikat pekerja tersebut pada awal minggu ini.
Dia menolak mengatakan mengatakan apakah Histadrut akan mengerahkan para anggotanya untuk bergabung dalam pemogokan besar-besaran yang diumumkan oleh Persatuan Otoritas Lokal Israel pada hari Rabu.
Mogok satu hari pada tanggal 1 Agustus yang lalu telah menyebabkan kantor-kantor otoritas lokal ditutup dan sampah-sampah menumpuk.
]
Sejak 2004, tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata Israel sebesar 4,5 persen, sementara pengangguran turun sekitar 6 persen dari hampir mendekati 11 persen pada periode yang sama. Tetapi kesenjangan antara orang kaya Israel dengan rakyat miskin adalah yang paling lebar di dunia Barat. Di tahun 2011 ini, Israel menempati peringkat ke 5 untuk ketidakmerataan distribusi pendapatan dari 34 negara anggota Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (Organisation for Economic Cooperation and Development).
Akibat unjuk rasa besar-besaran tersebut Netanyahu terpaksa membatalkan perjalanannya ke Polandia minggu ini untuk berbicara dengan para demonstran dan menawarkan kepada mereka sejumlah perbaikan yang ditolak oleh para demonstran karena menganggap perbaikan saja tidaklah cukup.*/Zahra