Hidayatullah.com–Jalur perdagangan historis pada masa kejayaan Islam yang menghubungkan China dan Eropa, kembali dihidupkan oleh pebisnis Muslim China yang menjual produk halal lewat Jalur Sutra.
“Ekspor makanan halal China mencapai USD100 juta tiap tahun, sedangkan total ekspor dunia USD500 milyar,” kata Sha PengCheng, direktur kehormatan Pusat Penelitian Islam China.
“Di sisi lain, itu artinya masih banyak ruang bagi industri makanan halal China untuk memasuki pasar dunia,” imbuh Sha, saat menghadiri Forum Ekonomi dan Perdagangan China dan Negara-Negara Arab, sebagaimana dilansir Xinhua (24/9).
Menurut Sha, yang juga menghadiri pertemuan para pengusaha Muslim di sela-sela forum di Yinchuan itu, makanan halal tidak hanya dikonsumsi oleh 1,5 milyar Muslim di seluruh dunia. Tapi juga oleh sedikitnya 500 juta non-Muslim dalam industri global senilai USD2 milyar itu.
Sementara itu Ma Xiaogang, veteran berusia 35 tahun yang beralih menjadi pengusaha, berharap agar perusahaannya Yijia Shengshe Muslim Food Company bisa ikut dalam pasar halal global.
“Meskipun perusahaan kami kecil dan baru dalam tahap awal, tapi bisnis kami tumbuh pesat dan kami berharap bisa memasuki pasar Arab dalam waktu dekat,” harapnya.
Dalam pameran perdagangan yang digelar di Jalur Sutra di Ningxia itu mulai Rabu (23/9) hingga Ahad (25/9), Ma berharap akan mendapatkan partner bisnis potensial.
Ningxia adalah rumah bagi sekitar 10 persen Muslim China, yang keseluruhannya berjumlah kurang lebih 20 juta.
Seorang peserta forum yang berasal dari Kuwait memuji kemampuan industrial perusahaan China.
“Perusahaan-perusahaan Eropa, dengan segala hormat, punya dua masalah, yaitu keterlambatan dan kapasitas,” kata Khalid Al Ruz, yang bergerak di bidang minyak, gas dan pelayaran.
“Orang-orang China ini sunggung menguasai pasar,” kata Al Ruz.
Selama lima tahun terakhir, perdagangan antara China dan negara-negara Arab mencapai nilai lebih dari USD65 milyar hingga USD145 milyar.*