Hidayatullah.com–Amerika Serikat melalui menteri luar negerinya mengajak dunia internasional untuk memberikan sanksi kepada pemerintah Bashar Al Assad. menyusul jatuhnya 16 korban lagi di kalangan demonstran pada hari Kamis (11/8).
Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan, Amerika tidak meminta Presiden Al Assad turun jika tidak ada dukungan dari negara lain.
“Daripada kami mengatakannya dan tidak ada yang mengikuti, kami pikir lebih penting untuk memimpin dan diikuti oleh yang lain”, kata wanita itu.
Menurutnya, Cina dan India secara terpisah dapat memberikan tekanan pada presiden Suriah lewat kerjasama investasi energi di negara itu.
Sebagaimana diberitakan BBC (12/8), dalam wawancara dengan CBS News, Clinton mengatakan negara lain diminta untuk mempengaruhi rezim Assad untuk menghentikan kekerasan.
“Yang kami butuhkan adalah memberikan tekanan terhadap Assad dengan sanksi terhadap industri minyak dan gas,” kata dia, menyebut Eropa, Cina dan Indonesia sebagai negara dengan memiliki investasi di bidang energi yang besar di Suriah.
Amerika Serikat juga menginginkan agar Rusia menghentikan penjualan senjata kepada Suriah.
Pekan ini, Washington menambah sanksi terhadap Suriah termasuk terhadap bank komersial dan perusahaan telepon selular, dan memperingatkan akan ada sanksi lanjutan.
Amer Al Sadeq, seorang anggota dari Serikat Koordinator Revolusi anti -pemerintah Suriah, mengatakan kepada BBC bahwa sanksi ekonomi akan mendorong gerakan oposisi.
“Rezim runtuh secara ekonomi dan jika ada sanksi diplomatik melawan rezim ini akan membantu dengan adanya sanksi ekonomi,” kata Al Sadeq.*