Hidayatullah.com–Quiliiam Foundation, think thank berbasis di Inggris yang fokus soal “kontraterorisme”, hari Rabu (18/2/2015) mengatakan bahwa kelompok ISIS/ISIL berencana menggunakan Libya sebagai pintu menuju Eropa.
Quilliam Foundation merujuk pernyataannya itu kepada dokumen-dokumen yang menurutnya dirilis oleh para pendukung ISIS/ISIL, termasuk surat-surat yang diunggah oleh propagandis ISIS/ISIL di internet.
Menurut dokumen yang dirilis Quilliam, dalam surat-surat itu ISIS mengungkapkan rencananya untuk berlayar menyeberangi Laut Tengah guna mencapai pantai “negara-negara perang salib di selatan”.
Rencana itu menjelaskan arti penting Libya sebagai “provinsi baru” dari kekhalifahan yang diproklamirkan ISIS/ISIL, yang saat ini sudah menguasai sebagian wilayah Suriah dan Iraq.
Surat-surat yang diyakini berasal dari ISIS itu menyebutkan, jika Libya dikelola dengan baik maka akan dapat mengurangi tekanan atas wilayah kekuasaan ISIS di Suriah dan Iraq yang menjadi target serangan udara.
Kelompok itu juga berencana menggunakan persenjataan berat Libya yang jatuh ke tangan pemberontak setelah Muammar Qadhafi digulingkan tahun 2011. Mereka juga menyatakan ingin menguasai hasil minyak negara itu.
“Menampilkan sebuah video berisi kebrutalan yang sangat yang digarap dengan baik tujuannya jelas untuk menarik perhatian media internasional. Dan itu jelas menggambarkan dan meningkatkan level bahaya yang ditunjukkan ISIS di kawasan itu,” kata Charlie Winter, seorang peneliti di Quilliam kepada Al-Arabiya.
“Kita tahu ISIS memiliki dukungan banyak dan signifikan di Libya, namun mereka berusaha menggambarkan dirinya sebagai aktor dominan di sana.”
Akan tetapi, video itu “tidak mesti menunjukkan tingkat kekuatannya,” imbuh Winter.
Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentolini hari Rabu (18/2/2015) mengatakan bahwa ISIS merupakan bahaya nyata bagi Libya dan perlu ada perubahan kecepatan dalam upaya global untuk mengembalikan stabilitas negara itu.
Ratusan imigran Afrika berlayar setiap bulannya dari Libya menuju pantai selatan Italia. Negara itu takut anggota ISIS menyusup di antara para migran untuk mencapai Eropa.
Sementara hari Selasa, duta besar Mesir di Inggris mengatakan, “Orang-orang perahu yang pergi untuk tujuan imigrasi dan berusaha menyeberang ke Mediterania … dalam beberapa pekan ke depan, jika kita tidak bertindak bersama, mereka juga akan dipenuhi oleh teroris.”*