Hidayatullah.com–Rusia menentang seruan Amerika Serikat dan Eropa yang meminta agar Presiden Suriah Bashar Al Assad segera mundur dan menilai bahwa Al Assad perlu tambahan waktu untuk menjalankan reformasi yang dijanjikannya.
Sikap bertentangan Rusia itu disampaikan oleh kantor Kementerian Luar Negeri Rusia, Jum’at (19/8). “Kami tidak mendukung seruan semacam itu dan yakin bahwa sekarang perlu memberikan waktu bagi rezim Presiden untuk merealisasikan semua proses reformasi sebagaimana yang telah diumumkan,” lapor kantor berita Interax yang mengutip sebuah sumber di kementerian luar negeri.
Hari Kamis Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Uni Eropa menyatakan dengan lugas untuk pertama kalinya tuntutan mereka agar Presiden Al Assad turun dari jabatannya, untuk mengakhiri protes besar rakyat yang menuntut dirinya mundur.
Negara-negara Barat itu bahkan mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Suriah, lewat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Meskipun mengkritik tindakan pemerintah Suriah dalam menghadapi demonstran, Rusia yang punya hak veto di Dewan Keamanan PBB menyatakan tidak akan mendukung ancaman sanksi atas Suriah yang diusulkan negara Barat.
“Yang paling penting adalah pengumuman yang disampaikan Assad kemarin, bahwa mereka menghentikan operasi militer. Ini meruakan tindakan yang sangat penting dan menjadi saksi bagi Assad dan pemerintah Suriah yang ingin menjalankan reformasi,” kata pemerintah Rusia, sebagaimana dilansir Interfax.
Rusia selama ini memiliki kerjasama di bidang militer dengan Suriah, di mana Moskow menjual senjata kepada Mesir. Rusia juga melakukan perawatan armada lautnya di Suriah.*