Hidayatullah.com–Hari Sabtu (03/9) Tel Aviv dibanjiri ribuan demonstran lagi. Sekitar 400.000 orang melakukan unjuk rasa untuk memprotes tingginya biaya hidup.
Banyak warga Israel yang marah karena biaya hidup yang terus beranjak naik, mulai dari harga rumah, bahan makanan, pendidikan dan biaya kesehatan.
Perdana Menteri Benyamin Netanyahu telah membentuk semacam komite untuk memeriksa perlu tidaknya reformasi terhadap kondisi sekarang, namun dia juga mengingatkan kepada para pengunjuk rasa bahwa pemerintahannya tidak akan bisa memenuhi semua tuntutan yang mereka sampaikan.
Namun para pengunjuk rasa menilai pembentukan tim panel seperti itu hanya memperlambat upaya perbaikan saja. Para demonstran menginginkan adanya langkah cepat dalam memperbaiki kondisi saat ini.
“Mereka mengatakan kepada kita bahwa pergerakan berlangsung perlahan. Malam ini kita tunjukan bahwa yang terjadi adalah sebaliknya. Kita warga Israel akan menentukan keberlanjutan perjuangan untuk mencapai mayarakat yang lebih berkeadilan dan lebih baik,” kata Pemimpin Serikat Pelajar, Itzik Shmuli.
Sebuah spanduk yang terpampang di salah satu sudut kota juga menyuarakan hal yang kurang lebih sama: “Seluruh generasi menginginkan masa depan” atau ada juga yang bertuliskan “Tanah tempat madu dan susu, tapi bukan untuk semua orang.”
“Semua orang kaya atau miskin tidak peduli apakah mereka sekuler atau religius, tua atau muda, semuanya menyadari bahwa kami ditinggalkan dalam salah satu medan pertempuran di negeri ini, yaitu ekonomi, kami hanya melihat bahwa kita hanya berurusan dengan persoalan keamanan,” kata salah seorang pengunjuk rasa kepada wartawan BBC di Tel Aviv.
Aksi unjuk rasa ini sendiri mulai berlangsung pada pertengahan Juli lalu saat sebagian warga Israel marah terhadap tingginya harga rumah di negara itu dan melakukan protes dengan mendirikan sejumlah tenda dan terus berkembang hingga aksi terakhir tadi malam.*