Hidayatullah.com—Istri dari pelaku serangan di sebuah klub malam di Istanbul mengatakan kelompok bersenjata ISIS/ISIL memberitahukan dirinya bahwa mereka membawa putranya yang berusia 4 tahun ke Iran.
Zarina Nurullayeva, istri dari Abdulkadir Masharipov pelaku serangan di klub malam Reina, yang diklaim ISIS/ISIL, meminta agar polisi menemukan putranya dan membantah semua tuduhan terhadap dirinya. Nurullayeva ditangkap pada hari Sabtu 4 Februari 2017 dengan tuduhan “menjadi anggota kelompok teroris bersenjata” dan “berusaha menghapuskan tatanan konstitusional.”
Sedikitnya 39 orang, termasuk seorang polisi Turki, tewas ketika Masharipov melepaskan tembakan pada malam Tahun Baru di klub malam Reina di daerah Ortakoy, Istanbul sekitar pukul 1:15 dini hari tanggal 1 Januari lalu. Masharipov berhasil ditangkap di distrik Esenyurt, Istanbul, pada malam hari tanggal 16 Januari.
“Sebelum kami ditangkap, dua orang mendatangi saya dan mengatakan bahwa mereka akan membawa putra saya ke Iran dan mengatakan bahwa suami saya mengetahui hal itu,” kata Nurullayeva dalam kesaksiannya hari Ahad (5/2/2017) seperti dikutip Hurriyet. Masharipov juga mengatakan jika putranya dibawa oleh orang ISIS/ISIL dalam kesaksiannya setelah berhasil dibekuk polisi.
Masharipov dan Nurullayeva memiliki dua anak. Putranya yang berusia 4 tahun sekarang sedang dicari polisi. Sementara putrinya yang berusia 18 bulan dikirim ke penjara agar bisa bersama ibunya.
Nurullayeva menjelaskan bagaimana dia dan Masharipov, yang berkebangsaan Uzbekistan, tiba di Turki.
“Kami tiba di Turki dengan cara ilegal dari Iran. Suami saya meninggalkan rumah tiga hari sebelum kejadian dan kemudian serangan itu terjadi. Setelah [serangan Reina] itu teman suami saya membawa saya ke tempat lain. Ketika saya bertanya apa yang terjadi dengan suami saya, pria itu berkata, ‘Jangan banyak tanya’,” papar Nurullayeva.
Dalam kesaksiannya, Nurullayeva mengatakan orang yang sama, yang membawanya ke sebuah rumah lain setelah serangan itu, kembali keesokan harinya.
“Dia menyuruh saya berduka untuk suami saya. Namun, dia kemudian mendatangi saya sekali lagi dan berkata, ‘Kamu tak perlu berduka, suamimu tidak mati.’ Saya bertanya kepadanya, ‘Apa yang terjadi? Ke mana dia pergi? Kenapa dia mati syahid?’ Pria itu berkata, ‘Suamimu melakukan hal besar.’ Kepada polisi saya bertanya kenapa mereka datang untuk membawa kami, saya baru mengetahui kalau suami saya melakukan serangan Reina. Saya tidak tahu sampai saat itu,” imbuhnya.
Nurullayeva juga mengatakan “dia membantu polisi sebaik yang dia bisa.”
“Saya ingin Anda [polisi] menemukan putra saya. Saya tidak ada hubungannya dengan masalah-masalah ini. Saya minta dibebaskan. Suami saya meninggalkan saya. Saya ditinggal sendirian dengan dua anak,” imbuhnya.
Wanita itu mengklaim suaminya mengatakan kepadanya jika dia berbait kepada ISIS/ISIL di Pakistan. Nurullayeva menegaskan jika dirinya menolak pergi ke Suriah bersama Masharipov.
“Suami saya mengatakan bahwa dia berbaiat kepada ISIL di Pakistan. Saya bertanya padanya, ‘Tak ada ISIL di sini. Kamu berbait kepada siapa?’ Dia bilang, ‘Ada perwakilannya di sini.’ Dia mengatakan kepada saya bahwa kami perlu pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIL. Saya bilang ke suami saya kalau saya tidak mau pergi ke Suriah dengannya,” kata Nurullayeva.*