Hidayatullah.com– Seorang pria dikabarkan tewas di tangan aparat keamanan di bagian utara Iran saat merayakan terdepaknya tim nasional di kompetisi Piala Dunia 2022 Qatar.
Para aktivis mengatakan Mehran Samak ditembak di bagian kepala setwlah dia membunyikan klakson mobilnya di Bandar Anzali hari Selasa malam (29/11/2022).
Video dari kota-kota lain menunjukkan kerumunan orang bersorak dan menari-nari di jalanan, lansir BBC.
Banyak orang menolak memberikan dukungan kepada timnas sepakbola mereka di Qatar, melihatnya sebagai representasi dari rezim Syiah Teheran yang kejam terhadap rakyatnya.
Media yang berafiliasi dengan rezim Iran menuding kekuatan musuh di dalam dan di luar negeri memberikan tekanan terhadap para pemain sehingga timnas kalah melawan AS dan lolos ke babak 16 besar.
Iran Human Rights – yang berbasis di Norwegia – melaporkan bahwa personel keamanan menembak mati Mehran Samak, 27, ketika dia membunyikan klakson mobil di kota Bandar Anzali di pesisir Laut Kaspia pada Selasa malam guna merayakan kekalahan timnas Iran
BBC Persian memperoleh rekaman video yang menunjukkan pemakaman Samak pada hari Rabu pagi. Para pelayat terdengar menyuarakan “Kamu adalah kotoran, kamu adalah tidak bermoral, saya adalah wanita bebas” – salah satu slogan yang sering digunakan selama aksi protes.
Pasukan keamanan Iran membantah membunuh demonstran yang berunjuk rasa secara damai.
Akan tetapi, perkumpulan aktivis oposisi 1500tasvir mengunggah video yang menunjukkan pasukan keamanan melakukan tembakan lebih dulu ke arah kerumunan orang di kota Behbahan pada Senin malam dan memukuli seorang wanita di Qazvin, sebelah selatan Bandar Anzali.
Beberapa video lain menunjukkan pria dan wanita merayakan tersingkirnya timnas Iran di Piala Dunia di Teheran, dan sejumlah kota di barat laut negara yang didominasi suku Kurdi.
Dalam cuplikan video dari kota asal Mahsa Amini di Saqqez, puluhan orang terlihat bersorak-sorai dan melambai-lambaikan syal di alun-alun utama sebelum kembang api dinyalakan.
Di ajang Piala Dunia sendiri, anggota timnas tidak ikut bernyanyi ketika lagu kebangsaan dilantunkan sebelum laga perdana mereka di Qatar melawan England.
Namun, mereka ikut bernyanyi ketika berhadapan dengan Wales dan versus Amerika Serikat. Konon, mereka mengubah sikap karena takut mendapat tekanan dan ancaman dari rezim.*