Hidayatullah.com–Transportasi jamaah haji terus menjadi perhatian pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Usai merampungkan monorail Masyair yang menghubungkan Arafah-Muzdalifah-Mina, kini Arab Saudi tengah merancang sistem transportasi pendukung lainnya, yang bisa digunakan oleh para jamaah dan untuk mengurangi kemacetan di jalan raya.
Rencananya, pemerintah akan membangun 12 jalur kereta gantung yang menghubungkan wilayah lapangan parkir di Kudai, Rusaifa, dan Tan`im dengan Masjidil Haram.
Direktur Center of Research Excellence dari Universitas Umm Al Qura, Mekkah, Adnan Gutub, menekankan pentingkan sistem transportasi mobil kabel atau kereta gantung ini.
“Sistem ini merupakan alat transportasi pendukung, bukan alternatif dari sistem transportasi yang ada,” katanya, seperti dikutip Arab News.
Gutub mengatakan, lembaganya bekerjasama dengan Crowd Management Center dari Universitas Toronto membangun sistem transportasi kereta gantung yang terbaik untuk Makkah.
Dia mengatakan, sistem ini akan berjalan mulus mengingat letak geografis daerah pusat kota Makkah ini yang dikelilingi sejumlah gunung. “Sistem transportasi ini sangat ekonomis dan akan memberikan banyak kontribusi untuk mengurangi kemacetan di jalan raya,” ujarnya.
Sebuah lokakarya digelar di Universitas Umm Al Qura pada hari Sabtu (09/10/2011) untuk mendiskusikan proyek tersebut lebih terperinci, bersama dengan para pakar dari Saudi dan luar negeri.
“Akan ada dua jalur kereta gantung dari Kudai, empat dari Rusaifa, dan enam dari Tan’im,” kata Aamir Al Shalabi dari Universitas Toronto.
Jalur dari Kudai itu akan memiliki panjang 2,3 kilometer tanpa ada stasiun pemberhentian di tengahnya. Akan ada dua jalur dari Rusaifa menuju Masjidil Haram, satu dengan panjang 3,2 kilometer tanpa stasiun pemberhentian. Dan satu jalur lainnya memiliki panjang 3,3 kilometer, yang meliintas paralel dengan jalan raya Makkah dan memiliki tiga stasiun.
Tiga jalur direncanakan dari Tan’im. Satu dengan panjang 5,1 kilometer tanpa stasiun di tengahnya, dan satu lainnya dengan panjang yang sama akan dilengkapi dengan satu stasiun di Syuhada. Jalur ketiga panjangnya 5,8 kilometer, akan dibangun paralel dengan jalan raya dan dilengkapi dengan 3 stasiun.
Saat membuka workshop tersebut, Presiden Universitas Ummul Qura, Bakri Assas, menggarisbawahi pengalaman Kerajaan Arab Saudi dalam mengatur keramaian, terutama selama musim haji.
Dalam kesempatan itu ia juga memuji upaya pemerintah dalam meningkatkan fasilitas untuk jamaah haji dan umrah. Dia juga menekankan pentingya pembangunan sistem transportasi baru untuk mengatasi pertambahan jumlah jamaah haji dan umrah.
Menurut sebuah studi, jumlah jamaah yang datang ke Makkah untuk melakukan haji dan umrah diperkirakan akan mencapai angka lebih dari 17 juta pada tahun 2025.
Sebelumnya sistem transportasi semacam ini telah dimiliki Arab Saudi di Abha ibukota Provinsi Asir. Banyak wisatawan di kota itu menikmati perjalanan sambil melihat pemandangan sekitar yang juga di kelilingi banyak gunung seperti halnya Makkah.*
Keterangan foto: Kereta gantung di kota Abha, Provinsi Asir, Arab Saudi.