Hidayatullah.com–Jelang pelaksanaan haji, Masjidil Haram semakin ramai. Para calon haji (calhaj) Indonesia terus berdatangan. Baik yang datang dari Madinah (gelombang pertama) maupun dari Jeddah langsung ke Makkah (gelombang kedua). Hingga kemarin pukul 15.10 waktu setempat, calhaj Indonesia yang tiba di Arab Saudi mencapai 155.968 orang.
Sebanyak 129.769 di antaranya sudah masuk ke Makkah.
Oleh karena itu, Kepala Bidang Pengamanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bambang S. mengingatkan kepada para calhaj untuk semakin waspada. Ini menyusul beberapa aksi kejahatan yang menimpa para calhaj.
“Jangan mudah percaya kepada orang yang baru dikenal. Modus-modus (seperti pura-pura menolong atau memakai bahasa yang dipakai korban agar biar akrab, Red) juga harus diwaspadai,” ujar Bambang di kantor Misi Haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi, kemarin (24/10/2011, seperti dikutip MCH.
Bambang juga mengingatkan agar para calhaj tidak membawa kenalan atau familynya ke kamar pemondokan. Mereka boleh ditemui di ruang tamu dengan izin terlebih duhulu.
“Barusan pihak pengamanan memintai keterangan 2 orang yang masuk ke hotel (pemondokan) dengan identitas tidak sebenarnya. Dia bukan jamaah. Tapi famili Ketua Rombongan (karom) 07 kloter 28 JKS yang juga Ketua KBIH Riyadlus Salam H. M. Emed Sulaiman Cicalengka, Bandung, Jawa Barat. Bisa naik karena diberi syal oleh karom. Pak Emed juga sudah kami tanya, dan buat peryataan. Sebagai karom seharusnya tidak melakukan itu. Apalagi sebagai ketua KBIH,” terangnya.
Selain syal, kedua orang yang dimintai keterangan itu juga memakai gelang haji tahun sebelumnya yang diberikan oleh Emed.
Bambang juga mengaku, dari beberapa aksi kejahatan yang menimpa calhaj, pihaknya belum menangkap pelaku.
“Sejauh ini kami terima laporan. Faktor usia dan bahasa menjadi sasaran pelaku. Saya berharap calhaj yang lanjut ada pendampingnya,” imbuhnya. Termasuk yang tersesat juga. Saat ini jumlah total tenaga pengamanan ada sekitar 50 orang. Di Sektor Khusus Masjidil Haram misalnya ada 15.
Terpisah, Tim DPR Pengawas Penyelenggaraan Pelayanan Haji mendorong agar tenaga pengamanan jamaah haji selama di Tanah Suci ditingkatkan minimal menjadi 200 orang.
Dengan itu, penanganan jamaah yang tersesat ataupun menghadapi tindak kejahatan bisa lebih optimal. “Sekarang ini, tenaga pengamanan masih sangat minim. Tenaga sebanyak 53 orang, itu sangat tak sebanding dengan jumlah jamaah kita yang harus dilayani,”kata Ketua Tim Pengawas Penyelenggaraan Pelayanan Haji DPR Ahmad Zainuddin Bashiron ketika dihubungi kemarin (24/10).
Ahmad menyebutkan, beban tim pengamanan sangat berat jika hanya beranggotakan sekitar 50 orang untuk Makkah dan Madinah. Di Masjid Nabawi saja, Sektor Khusus untuk pengamanan hanya berjumlah 15 orang. Padahal jumlah pintu di Masjid Nabawi lebih dari itu.
Sementara itu, hingga Senin sore (24/10), jumlah calhaj meninggal sebanyak 44 orang. Sebelumnya 41 meninggal dunia. Harjo bin Sardi, 84, dari kloter 3 embarkasi Batam ((Tanjung Jabung Timur, Jambi), Ritonga bin B. Ritonga, 59, dari kloter 8 Medan (Medan, Sumut), dan Usman bin Muhammad Jadi, 73, dari kloter 10 Medan (Asahan, Sumut). Sedangkan calhaj yang dirawat inap di Balai Pengobatan Ibadah Haji (BPIH) Makkah sebanyak 86 orang dan 4 orang di RS Arab Saudi.*