Hidayatullah.com–Komisi Amar Ma’ruf Nahi Munkar Arab Saudi (Haia) menegaskan bahwa lembaganya tidak membuka akun di Facebook atau Twitter.
“Baik Haia maupun cabang-cabangnya tidak ada yang memiliki akun Twitter atau Facebook,” tegas Abdul Muhsin Al Ghifari, jurubicara Haia, dilansir Arab News (18/12/2011).
Pernyataan tersebut disampaikan polisi susila Arab Saudi, karena belum lama ini ada akun Twitter yang menggunakan nama Haia, dan komentarnya menarik banyak perhatian orang.
“Syukur pada Tuhan atas kekalahan tim kita. Wanita-wanita kami tidak harus melihat para pemain yang mengenakan celana pendek di layar TV,” tulis seseorang di akun Twitter yang menggunakan nama lembaga Haia. Orang itu mengomentari pertandingan sepakbola antara Arab Saudi dan Oman, di mana Saudi kalah dari lawannya.
Tidak hanya itu, pelaku menuliskan beberapa komentar lainnya. Seperti, “Para wanita: kalian seharusnya tidak menonton pertandingan ini jika kalian takut pada Allah, … Tim Saudi berdosa,. Pakaian mereka tidak menutupi bagian tubuh yang seharusnya ditutup menurut aturan Islam….”
Usai pertandingan, pemalsu Haia itu menulis,”Kesebelasan Saudi kalah. Ini merupakan hukuman dari Allah karena pakaian mereka yang tidak pantas. Pihak Saudi seharusnya mengganti celana pendek dengan celana panjang.”
Al Ghifari menegaskan bahwa Haia tidak menggunakan situs internet untuk berkomunikasi dengan Jawatan Pemuda dan Olahraga, karena mereka biasa melakukannya lewat telepon dan surat-surat resmi.
Al Ghifari juga menjelaskan bahwa pihaknya menjalin kerjasama yang baik dengan lembaga kepemudaan itu. Dan ia menyayangkan ada pihak-pihak yang mencoba untuk mengeksploitasi dan menggunakan nama Haia untuk kepentingan pribadi.
Jurubicara Haia itu mengatakan, lembaganya tidak pernah menulis di Twitter tentang tim sepakbola Arab Saudi. Haia memiliki media center khusus untuk berkomunikasi dengan publik dan departemen pemerintah lainnya.
Namun, imbuhnya, Haia juga sedang mempertimbangkan untuk memliki sebuah situs di internet.
Aksi pencatutan nama di Twitter juga dialami oleh lembaga pelatihan teknis TVTC (Technical Vocational Training Corporation) dan gubernurnya Ali Al Ghafis. TVTC telah menegaskan lewat situsnya bahwa akun yang mengatasnamakan gubernur mereka dibuat oleh orang tak dikenal, yang tidak mewakili lembaga dan gubernur mereka.*