Hidayatullah.com–Muhammad Elbaradei, mantan petinggi IAEA yang ingin menjadi presiden Mesir, hari Kamis (22/12/2011) mengatakan bahwa akun Twitternya diretas dan kritikannya terhadap militer telah dihapus.
Kamis pukul 10:19 pagi Ebaradei menulis,”Kebenaran tidak pernah mati.” Ia tidak menjelaskan lebih rinci kapan akun Twitternya diduga diretas.
Elbaradei mengkritik cara Dewan Militer Mesir menghadapi pengunjuk rasa. Ia menyebut cara militer menangani para demonstran sebagai kejahatan terencana.
Dalam komentar baru-baru ini, Elbaradei memperingatkan seorang pejabat militer bahwa pernyataannya tentang para pengunjuk rasa dapat menggiringnya ke pejara.
Menurut koran Al Shuruk yang dikutip Al Mishry Al Yaum (22/12/2011), Senin lalu Mayor Jenderal Abdul Munim Kato dari departemen moral, menyebut para pengunjukrasa sebagai “sejumlah pengganggu jalanan yang layak dilemparkan ke pemanggang milik Hitler.”
Menanggapi pernyataan Abdul Munim itu, di Twitter Elbaradei menulis, “Orang seperti Kato seharusnya ditempatkan di penjara, bukan di dalam kekuasaan.”
Pada hari yang sama, Elbaradei mengolok-olok pernyataan Dewan Militer yang mengatakan bahwa ada kekuatan asing yang ingin menciptakan perpecahan antara pengunjuk rasa dan mliter.*