Hidayatullah.com—Serangan bom bunuh diri atas kantor pemerintah di ibukota Somalia, Mogadishu, menyebabkan bangunan sekolah yang berada di dekatnya ikut ambruk.
Bom yang dibawa dengan mobil di distrik Howlwadag itu membunuh 3 personel militer dan melukai 14 orang lainnya termasuk 6 anak, kata pejabat setempat kepada BBC Somalia Ahad (2/9/2018).
Selain merobohkan bangunan sekolah, ledakan bom juga merusak rumah-rumah yang berada di sekitar lokasi kejadian dan merusak atap sebuah masjid.
Kelompok bersenjata Al-Shabab mengklaim sebagai pelaku bom bunuh diri itu.
Tiga tentara tewas ketika mereka berusaha menghentikan laju kendaraan pengangkut bahan peledak agar tidak memasuki kawasan gedung perkantoran pemerintah, kata pejabat setempat Salah Hassan Omar.
“Kami sedang melakukan pekerjaan seperti biasanya, ketika ledakan terjadi,” kata Raqiya Mahamed Ali, salah seorang yang berada di kompleks perkantoran itu ketika serangan terjadi.
“Saya bersembunyi di bawah meja. Terjadi baku tembak di pintu gerbang … ketika saya keluar, saya melihat banyak orang terluka dan bergelimpangan di tanah dan lainnya mati,” kata wanita itu kepada Reuters.
Somalia mengalami instabilitas dan kekerasan sejak tahun 1991, ketika pemerintahan militer digulingkan.
Mohamed Siad Barre memimpin perang saudara antar sesama raja perang selama puluhan tahun, dan akibatnya secara efektif daerah yang dikenal sebagai Somaliland dan Puntland memisahkan diri dari Somalia.
Sejak itu, bisa dibilang hampir seluruh wilayah Somalia menjadi ajang perang saudara.*