Hidayatullah.com–Pemangkasan belanja publik dan kepercayaan bisnis yang merosot, telah mengakibatkan kawasan zona euro dipenuhi oleh para pengangguran.
Eurostat — lembaga statistik Uni Eropa–mencatat, angka pengangguran yang tinggi diakibatkan oleh kebijakan penghematan anggaran dan melemahnya laju pertumbuhan ekonomi selama 2011.
Pengangguran di 17 negara anggota mata uang tunggal Eropa tercatat 16,4 juta pada Nopember 2011, lansir Guardian (06/01/2012).
Tingkat pengangguran, proporsi angkatan kerja tanpa pekerjaan, hanya naik sedikit dalam 12 tahun terakhir menjadi 10,3%. Meskipun demikian, banyak angkatan kerja yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Di Yunani, tingkat pengangguran mencapai 18,8% atau naik 13,3%, dan Spanyol mencapai tingkat pengangguran tertinggi di Eropa dengan angka 22,9%.
Sementar itu di Jerman, negara yang masih menjadi motor penggerak ekonomi Eropa, tingkat penganggurannya turun dari 9,1% menjadi 8,1%.
Angkatan kerja muda, termasuk yang terpukul keras dengan krisis di zona euro. Sebagian besar pengangguran adalah orang-orang berusia muda. Di Spanyol, sebanyak 49,6% pengangguran berusia di bawah 25-an tahun. Sementara di Yunani mencapai 46.6%.
Kenaikan angka pengangguran tidak hanya terjadi di wilayah mata uang tunggal. Eurostat menghitung, 23,7 juta orang tidak memiliki pekerjaan di seluruh wilayah Uni Eropa pada bulan Nopember, atau naik 723.000.
Data yang dirilis Eurostat pada hari Jum’at kemarin juga menyebutkan bahwa terjadi penurunan pada penjualan ritel sebesar 0,8% di zona euro dan 0,6% di Uni Eropa pada Nopember 2011 dibanding satu bulan sebelumnya. Itu berarti konsumen masih melakukan aktivitas penghematan.*