Hidayatullah.com–Pejabat Prancis mengatakan mereka telah mendeportasi dua tokoh Islam dan akan segera mengusir tiga orang lainnya dengan alasan mereka radikal.
Langkah itu adalah reaksi atas serangan yang dilakukan Mohamed Merah, pelaku penembakan di kota Toulouse bulan lalu yang menyebabkan tujuh orang telah tewas dalam insiden tersebut.
Menteri dalam negeri mengatakan dua orang lelaki telah dipulangkan ke negara asal mereka yaitu Aljazair dan Mali.
Jumat pekan lalu, kementrian juga menangkap 19 orang yang diduga sebagai militan dalam sebuah razia.
Badan Intelijen Domestik (DCRI) juga menyita sejumlah senjata dalam operasi penggerebekan di Toulouse dan beberapa kota lainnya.
Menteri Dalam Negeri Claude Geant mengatakan kedua orang yang dideportasi Senin (02/04/2012) kemarin adalah seorang imam berkebangsaan Mali yang sering menyampaikan ceramah anti Semit dan menyarankan kaum wanita muslim mengenakan cadar, yang ilegal di Prancis, serta Ali Belhadad seorang warga negara Aljazair yang pernah dipenjara karena terlibat dalam sebuah serangan di Marrakes pada 1994.
Dua orang imam dari Arab Saudi dan Turki serta seorang militan Tunisia juga akan segera dideportasi.
“Kami tidak menerima ekstremisme Islam. Ini bukanlah kebijakan baru.. tetapi setelah apa yang terjadi di Toulouse dan Montauban kami harus lebih waspada dari sebelumnya,” kata Geant pada televisi Prancis BFM TV.
Presiden Nicolas Sarkozy mengatakan ia mengirim pesan yang sangat jelas.
“Siapa saja yang melontarkan pernyataan-pernyataan yang bertentangan dengan nilai-nilai Republik akan segera dikeluarkan dari wilayah Republik Prancis, tanpa kecuali, tanpa keringanan apa pun,” kata Sarkozy dikutip BBC.
BBC mengatakan pemerintah dan DCRI dikritik karena lalai mencegah Merah, sehingga mereka kini meningkatkan upaya untuk menangani orang-orang yang diduga sebagai militan.
Kakak lelaki Merah, Abdelkader, telah dikenakan tuduhan menyembunyikan teroris dan polisi masih mengejar lelaki ketiga yang diyakini terlibat pencurian sepeda motor yang digunakan Merah dalam aksinya.
Pasca insiden penembakan Mohamad Merah, di sebuah sekolah Yahudi di Kota Tolouse Prancis, Negara ini seolah menjadi paranoid.
Sebelumnya, beberapa ulama Islam juga telah dilarang masuk Prancis. Termasuk, Syeikh Dr Yusuf al Qaradhawi, Aid al-Qarni (Saudi) dan Syeikh Ikrima Sobri (Palestina).*
Keterangan: Seorang polisi dalam operasi penangkapan Mohamed Merah di Toulouse, Prancis 23 Maret 2012/bbc