Hidayatullah.com–Ketua Persatuan Ulama Internasional, Syeikh Yusuf al-Qaradhawi dengan tegas menolak kunjungan Mufti Mesir Syeikh Ali Jum’ah ke Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha. Qaradhawi kembali mempertegas fatwanya yang dikeluarkan sepuluh tahun lalu, yang mengharamkan kunjungan ke Al-Quds untuk umat Muslim selain orang Palestina, sebagai bentuk boikot terhadap penjajah Zionis Israel di bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Dalam wawancaranya dengan Aljazeera, Qaradhawi mengatakan bahwa kunjungan seperti itu akan memperkuat perekonomian penjajah Israel dan memberi peluang kepada mereka untuk meneruskan penjajahan di Palestina.
“Ini adalah salah satu warna dari kerja sama dengan mereka, dan ini kerja sama yang diyakini haram karena kerja sama dalam hal dosa dan permusuhan,” tegas Qaradhawi.
“Bekerja sama dengan musuh adalah bentuk penerimaan terhadap mereka di wilayah kita, memecahkan pembatas antara kita dengan mereka,” tambahnya lagi.
Qaradhawi menilai bahwa melakukan kunjungan atau wisata ke negara yang dijajah Zionis tersebut hukumnya haram secara syar’i, meski kunjungan tersebut dinamakan dengan kunjungan keagamaan atau ziarah ke Masjid Al-Qasha.
Di samping itu, seperti yang diberitakan oleh surat kabar Mesir Al-Yaoum (19/042012), Dr. Abdul Mu’thi Bayumi, anggota Lembaga Riset Al-Azhar juga menilai hal yang sama dengan Yusuf Qaradhawi. Bayumi juga melarang kunjungan ke negara Palestina yang sedang dijajah Zionis Israel.
“Saya menolak kunjungan ke Al-Quds di tengah penjajahan Israel, seperti yang saya ketahui bahwa Al-Quds berada di bawah pengetahuan Israel. Dan tidak diperbolehkan bagi umat Islam untuk masuk ke Al-Quds, kecuali untuk berjihad dan melakukan perlawanan terhadap penjajah Israel,” tutur Bayumi.
Sebelumnya, Syeikh Ali Jum’ah menyampaikan bahwa kunjungannya ke Al-Aqsha sepenuhnya atas bantuan pemerintah Yordan tanpa menggunakan visa dan stempel di pihak penjajah Zionis, seperti yang dihebohkan media..*