Hidayatullah.com—Ibu ikon revolusi Tunisia Muhammad Bouazizi, pedagang kaki lima yang menyulut revolusi besar menggulingkan Presiden Ben Ali, akhirnya keluar dari tahanan menyusul keputusan hukuman percobaan 4 bulan yang diberikan kepadanya karena dianggap menghina pejabat pengadilan.
Dilansir oleh AFP (20/7/2012), pejabat Kementerian Kehakiman Mondher Bedhiafi mengatakan bahwa Manoubia Bouazizi, 60, divonis hukuman percobaan setelah pengadilan di kota Sidi Bouzid menyatakan dirinya bersalah melakukan penghinaan terhadap seorang pejabat kehakiman.
Sebelumnya, menurut sumber yang dikutip AFP, Manoubia dinyatakan bersalah “menghina seorang pejabat saat melakukan tugasnya dan bersalah melakukan tindakan yang tidak pantas.”
Manoubia pekan lalu terlibat perang mulut dengan seseorang di kantor pengadilan Sidi Bouzid, yang tidak diketahuinya adalah seorang hakim. Baca berita sebelumnya: Ibu Penyulut Revolusi Tunisia Ditahan.
Ironisnya, Manoubia ketika itu sedang mengurus dokumen yang diperlukan agar ia bisa mendapatkan kompensasi dari pemerintah atas kematian putranya, Muhammad Bouazizi, pedagang buah kaki lima yang membakar dirinya karena frustasi setelah dagangan dan peralatannya disita oleh dan mendapatkan pelecehan dari seorang polisi wanita dan anak buahnya.
Kematian Muhammad Bouazizi pada bulan Januari 2011 itu kemudian memercikkan api amarah rakyat, yang berujung pada penggulingan rezim Presiden Ben Ali.
Vonis Ben Ali
Sehari sebelumnya pada hari Kamis (19/7/2012), pengadilan militer Tunisia menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada mantan presiden Ben Ali, yang kini masih berada di Arab Saudi, atas kematian para demonstran yang berunjuk rasa selama unjuk rasa menentang pemerintahannya.
Sementara itu mantan menteri dalam negeri Rafik Belhaj dihukum 15 tahun penjara dan kepala intelijen Ben Ali, Ali Seriati dihukum 20 tahun penjara.
Ada 38 pejabat keamanan Ben Ali yang diganjar penjara hingga 20 tahun.
Meskipun demikian, tidak semua pejabat yang menjdai terdakwa dinyatakan bersalah atas kematian para demonstran revolusi Tunisia. Salah satunya adalah Ahmad Friaa, yang ditunjuk menjadi menteri dalam menteri tidak lama sebelum Ben Ali melarikan diri ke Saudi.*