Hidayatullah.com—Pasukan oposisi Free Syrian Army sepenuhnya meninggalkan medan perang di distrik Shalahuddin, Aleppo, hari Kamis (9/8/2012), kata seorang komandannya.
“Kami melakukan penarikan taktis dari Shalahuddin,” kata Hussam Abu Muhammad kepada AFP lewat telepon. “Distrik itu benar-benar bersih dari pejuang pemberontak. Pasukan rezim sekarang sedang bergerak ke Shalahuddin.”
Namun menurut komandan Brigade Dara Al Shahbaa Abu Muhammad, pasukan mereka masih ada di sejumlah wilayah kunci di sekitarnya.
“Kami ada di distrik Saif Al Dawla dan Mashhad di timur Shalahuddin,” katanya.
Abu Muhammad menjelaskan, pengeboman besar-besaran oleh pasukan pendukung rezim Bashar Al Assad adalah alasan dibalik penarikan pasukan FSA.
“Serangan atas Shaahuddin sangat besar sehingga kami melihat awan debu di atas Shalahuddin,” jelasnya.
Seorang komandan FSA lainnya mengkonfirmasi penarikan pasukan itu.
“Brigade-brigade FSA telah melakukan penarikan taktis dari Shalahuddin guna membukan medan pertempuran baru di Saif Al Dawla dan Mashhad,” kata Wassel Ayub, komandan Brigade Nur Al Haq.
Jurubicara FSA Kasim Saiduddin lewat Skype mengatakan,” Penarikan mundur dari Shalahuddin tidak berarti kami meninggalkan Aleppo. Kami punya rencana militer untuk merebut kota itu, namun kami tidak dapat membocorkannya.”
Saiduddin juga mengatakan serangan bom besar-besaran menjadi alasan penarikan pasukan dari distrik perdagangan Aleppo itu.
Sementara di Damaskus, seorang sumber keamanan mengatakan kepada AFP bahwa pasukan pemerintah memasuki Shalahuddin.
“Pasukan bergerak cepat di Shalahuddin menuju Saif Al Dawla,” kata sumber itu. “Tapi pertempuran selanjutnya, yang sangat sengit, akan terjadi di distrik Sukkari.”
“Untuk pertempuran di Shalahuddin, tentara pemerintah hanya mengerahkan 10 pesrsen dari kekuatannya yang dikirim ke Aleppo,” imbuhnya.
Pemerintah Damaskus beberapa hari ini menurunkan 20.000 bala tentara untuk memperkuat pasukan mereka di Aleppo.
Pasukan oposisi dan rezim Damaskus sudah terlibat pertempuran di Shalahuddin selama lebih dari dua pekan. Pihak oposisi mengklaim menguasai 50 persen wilayah kota kedua terbesar di Suriah itu.*