Hidayatullah.com—Jamaah Al Islamiyyah dan keluarga Umar Abdul Rahman, mantan pemimpin kelompok itu yang dipenjara seumur hidup di Amerika Serikat, mengumumkan pada hari Rabu (24/10/2012) bahwa putranya Muhammad akan melaksanakan shalat Idul Adha di luar Kedutaan AS di Kairo sekaligus menuntut pembebasan Umar Abdul Rahman.
Khutbah Ied akan disampaikan oleh putra Umar, yaitu Muhammad. Demikian dilansir Al Mishry Al Yaum.
Putra Umar yang lain, Abdullah, menyalahkan Presiden Muhammad Mursy dan pemerintah Mesir atas keadaan yang dialami ayahnya.
“Jika Al Ikhwan merasa telah berkorban untuk revolusi, ayah saya juga demikian pada masa Nassir, Sadat dan Mubarak,” katanya.
“Presiden harus menjelaskan kepada kami apa yang telah diperbuatnya untuk ayah saya, jika memang ada,” kata Abdullah, seraya menambahkan bahwa Al Ikhwan Al Muslimun tidak terkait dalam masalah itu.
“Kami sudah melakukan protes selama 15 bulan, tanpa ada respon dari pemerintah,” katanya lagi.
Jamaah Al Islamiyyah mengatakan telah mengirim surat ke kedutaan yang isinya menyatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan Umar Abdul Rahman dan meninggalkannya di belakang jeruji besi.
Umar Abdul Rahman yang dikenal dengan julukan “Syeikh buta” –karena matanya yang tidak bisa melihat– diadili di pengadilan militer dan juga mahkamah tinggi di Mesir dengan tuduhan terlibat pembunuhan mantan presiden Anwar Sadat. Dia dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan pada tahun 1984.
Namun kemudian tahun 1995 dia dituduh melakukan konspirasi untuk menggulingkan pemerintah Amerika Serikat dalam hubungannya dengan pemboman gedung World Trade Center tahun 1993.*