Hidayatullah.com–Ada yang unik saat merayakan hari raya qurban di Tarim, Hadramaut, Yaman. Idul Adha di tempat ini justru lebih ramai daripada Idul Fitri, ini sangat berbeda halnya dengan Indonesia yang justru perayaan Idul Fitri nya yang lebih ramai dan meriah. Demikian cerita Zainal Fanani, salah satu mahasiswa Al-Ahgaff University, Hadramaut, Yaman.
“Di sini Idul Adha lebih ramai dibanding Idul Fitri. berbeda dengan di indo, Idul Fitri lebih ramai ketimbang Idul Adha. Jadi boleh di kata, Idul Adha nya masyarakat sini sama dengan Idul Fitri nya orang Indonesia dalam hal kemeriahan,” cerita Zainal Fanani kepada hidayatullah.com, Sabtu (27/10/2012) melalui email.
Di Yaman, kata mahasiswa tingkat empat ini, ada tradisi seperti saat puasa yaitu menghidupkan malam-malam hari raya atau yang dinamakan dengan tradisi Ihyaul Layali.
“Ada tradisi ihyaul layali (menghidupkan malam-malam) hari raya Idul Adha atau Fitri. ini mungkin yang tidak ada di Indonesia. Biasanya dengan membaca Al-Qur’an,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, di Yaman juga ada tradisi open house yang tidak hanya ada pada saat Idul Fitri saja melainkan Idul Adha. Tradisi tersebut sering disebut oleh orang Yaman dengan awad-awadan.
“Open house (awad-awadan) biasanya dengan berkunjung ke rumah para masyayikh (ulama) dan habaib. Kemudian mendengarkan nasihat-nasihat yang di sampaikan para masyayikh dan habaib tersebut,” tutur Ketua Departemen Pendidikan dan Dakwah DPW Hadramaut PPI Yaman ini.
Para mahasiswa, ungkap Zainal, saat Idul Adha biasanya juga membentuk reuni kedaerahan antar pelajar dari berbagai lembaga. Misalnya Ribat Tarim, Universitas Hadramaut, dan Darul Mustafa karena pada saat hari-hari biasa mereka disibukkan dengan aktivitas belajar masing-masing.
“Ketika kumpul-kumpul itu biasanya membicarakan seputar membicarakan seputar program kerja yang diadakan oleh masing-masing organisasi kedaerahan tersebut, di antara oganisasi tesebut: FOSMAYA (Madura), OPISI (Sumatra), Sultan (Sulawesi-Kalimantan), KPJJ (Jawa Tengah), Gama Jatim (Jawa Timur)”, ungkap mahasiswa Fakultas Syariah ini.
Yang tidak kalah menarik, tradisi Idul Adha kurang lengkap tanpa kabsyah menjadi menu makanan khas di Yaman.
Meski keadaan Yaman sendiri masih dalam keterbatasan namun Zainal bersyukur Yaman sekarang sudah relative aman karena konflik di sudah mulai mereda.*