Hidayatullah.com—Mantan pemimpin senior Khmer Merah Ieng Sary telah meninggal dunia, demikian diumumkan pengadilan Kamboja dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, lapor BBC Kamis (14/3/2013).
Ieng Sary meninggal dalam usia 87 tahun dan sedang menjalani sidang kejahatan perang atas genosida yang dilakukannya selama rezim Maois berkuasa di Kamboja tahun 1975-1979.
Ketika pembantaian jutaan rakyat itu terjadi, Ieng menjabat sebagai menteri luar negeri dan kerap menjadi satu-satunya penghubung antara rezim Kamboja dengan dunia internasional.
Dia bersama tiga terdakwa lain dituduh terlibat program pembantaian atas rakyat Kamboja dengan jumlah korban tewas melebihi 2 juta orang.
Ieng Sary, yang sempat dirawat sejak 4 Maret lalu di rumah sakit, konon bertanggungjawab membujuk para cendikiawan Kamboja yang melarikan diri ke luar negeri pada masa Khmer Merah untuk kembali ke negaranya dengan alasan membantu pembangunan negerinya.
Banyak di antara para cendikiawan itu yang kemudian dibunuh.
Ieng Sary disidang mulai Nopember 2011 bersama “Kakak Kedua” Noun Chea dan mantan presiden Khieu Samphan. Ketiga tokoh senior Khmer Merah itu menolak dakwaan tersebut.
Istrinya, Ieng Thirith, juga ikut diajukan ke meja hijau, tetapi tidak bisa hadir dalam persidangan karena sakit. Wanita itu diduga menderita Alzheimer.*