Hidayatullah.com—Menjelang subuh hari Ahad (21/7/2013) si jago merah melalap kantor aktivis feminisme radikal yang gemar menanggalkan pakaian alias bugil, Femen, di kota Paris, lansir AFP.
Polisi menanganinya sebagai kecelakaan.
Namun organisasi feminis, yang tidak betah berpakaian asal Ukraina itu, mengatakannya sebagai tindakan disengaja.
Kantor Femen, yang terletak di distrik kota Paris kelas pekerja, mengaku belum lama ini menerima telepon yang menyebut mereka sebagai “penyihir” yang harus “dibakar”.
Api mulai berkobar pada pukul 5 pagi waktu setempat di ruangan di mana Inna Shevchenko, pendiri Femen, tinggal.
Shevchenko baru-baru ini diberikan suaka oleh pemerintah Prancis. Wanita itu melarikan diri dari Ukraina karena mengaku dirinya menjadi target pembunuhan.
Saat kebakaran Shevchenko tidak ada di tempat. Namun, sejumlah anggota Femen lainnya tidur di kantor yang teletak di lantai dua dan paling atas gedung. Di antara mereka adalah Pauline Hillier dan Marguerita Stern, dua aktivis Femen yang ditahan aparat Tunisia hampir sebulan lamanya karena melakukan aksi protes bugil pada 29 Mei lalu.
Petugas pemadam kebakaran melaporkan tidak ada orang yang terluka dalam peristiwa tersebut.
Hillier yang mengklaim organisasinya mendapatkan ancaman setiap hari, menyebut kebakaran itu disengaja oleh pihak yang tidak suka terhadap mereka, di mana belum lama ini Femen mendapat pesan yang mengatakan agar “para wanita penyihir dibakar.”
Inna Shevchenko awal bulan Ramadhan ini sengaja menyulut emosi kaum Muslim dengan mengatakan di Twitter, “Apa ada yang bisa lebih bodoh dari Ramadhan? Apa yang lebih jelek dari agama ini [Islam]?”
Rakyat Prancis juga dibuat geram, sebab perangko bergambar simbol perempuan Prancis Marianne yang diluncurkan bertepatan dengan hari Hari Bastille 14 Juli, diakui perancangnya terinspirasi oleh Inna Shevchenko, seorang atheis dan pembenci agama.
Rakyat Prancis tersinggung, karena wajah Marianne menjadi terlihat Kristenfobia dan mencerminkan wanita yang penuh dengan kebencian.*