Hidayatullah.com—Raja Maroko Muhamad VI memecat kepala penjara kerajaan menyusul skandal pembebasan seorang pedofil asal Spanyol yang dibebaskan dari hukuman lewat pengampunan dari istana. Sementara aparat Spanyol telah menangkap kembali warganya yang dibebaskan oleh Maroko itu.
Hashem Benhashem dipecat setelah berdasarkan “penyelidikan lebih lanjut” diketahui bahwa direktorat penjara “telah memberikan informasi yang tidak akurat tentang catatan kriminal Daniel Galvan Vina, yang termasuk dalam daftar tahanan 48 warga Spanyol” penerima ampunan dari Istana Kerjaan Maroko, demikian disebutkan pihak istana dalam pernyataan ketiga terkait kasus pembebasan pedofil asal Spanyol, lansir Al-Arabiya.
Dalam pernyataan yang dirilis Senin (5/8/2013) itu juga disebutkan bahwa tim investigasi di bawah Kementerian Dalam Negeri tersebut menemukan sejumlah kelemahan dalam kinerja dari penjara-penjara dan direktorat jenderal rehabilitasi.
Kepala Direktorat Penjara, yang memberikan laporan kepada Kantor Perdana Menteri, dianggap bertanggungjawab atas “kesalahan” istana dalam memberikan pengampunan terhadap Daniel Galvan Vina.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, menyusul gelombang aksi protes rakyat atas pembebasan seorang pedofil Spanyol oleh kerajaan dalam rangka memperingati kenaikan tahta Raja Muhammad VI itu, pihak istana menyatakan tidak tahu apa sebenarnya kejahatan yang telah dilakukan oleh pria tersebut.
Sementara itu menurut laporan Reuters yang mengutip sumber Kementerian Dalam Negeri Spanyol, hari Senin (5/8/2013) polisi Spanyol telah menangkapVina kembali. Pensiunan tua pemerkosa sedikitnya 11 anak Maroko itu ditangkap di kota Murcia, wilayah tenggara Spanyol.
Dilansir BBC, hari Selasa (6/8/2013) pengadilan memutuskan Vina tetap berada dalam kurungan karena dianggap beresiko, sambil menunggu proses hukum lebih lanjut untuk menentukan nasibnya.
Menurut pengadilan, Vina dilahirkan di Iraq dan mendapatkan kewarganegaraan Spanyol setelah menikah dengan seorang wanita Spanyol yang kini telah diceraikannya. Vina pernah tinggal di sejumlah negara seperti Mesir, Yordania, Suriah, Inggris dan terakhir Maroko.
Koran Spanyol El Pais melaporkan, kepada pengacaranya di Maroko Galvan Vina mengaku sebagai seorang mantan anggota tentara Iraq yang bekerja untuk badan intelijen menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein. Nama “Daniel Galvan” merupakan nama samaran yang dibuat intelijen saat mengeluarkannya dari Iraq. Mereka membekalinya dengan dokumen identitas Spanyol dan mengubahnya menjadi pensiunan profesor dari Universitas Murcia
Seorang jurubicara Universitas Murcia mengakui Galvan Vina pernah bekerja di sana antara tahun 1996 dan 1998. Dan sebagai pegawai kontrak di jurusan hubungan internasional dari tahun 1998 hingga 2005.
Koran Spanyol El Mundo melaporkan, Galvan Vina pindah ke Kenitra, Maroko, sejak tahun 2005. Kepada para tetangganya di sana ia mengaku sebagai seorang pensiunan profesor.*