Hidayatullah.com—Sebuah museum di Universitas Cambridge, Inggris, menyeru kepada para mahasiswa agar datang dan melihat sebuah mumi unik berusia 2.200 tahun yang dipamerkan di sana.
Jasad terbungkus kain linen seorang guru wanita muda bernama Hermione itu ditemukan di Mesir pada tahun 1911. Mumi tersebut sudah dipajang di Lawrence Room di Girton College, Cambridge selama lebih dari satu abad.
Sejarawan Dr. Dorothy Thompson menggambarkan Hermione sebagai “harta karun sangat luar biasa”, tetapi sayangnya tidak banyak mendapat kunjungan, lapor BBC Ahad (29/12/2019).
Mumi itu, yang berasal dari abad pertama Masehi, digali oleh Egyptologist ternama WM Flinders Petrie, dari sebuah lokasi di Hawara, sekitar 90 mil arah selatan dari Kairo, pada Januari 1911.
Thompson, pensiunan fellow dari Girton College, mengatakan mumi itu sangat tidak umum sebab nama dan profesinya, “Hermione Grammatike”, dituliskan di potret diri yang terlukis di peti matinya. Hal itu mengindikasikan si mayat adalah seorang guru dan diperkirakan sebagai profesor wanita dari era paling awal Masehi.
Hasil CT scan yang dilakukan tahun 1997 menunjukkan bahwa Hermione berusia antara 18 dan 22 tahun ketika menemui ajalnya, dan dia memperoleh makanan berupa roti tepung gandum berkualitas baik, dilihat dari kondisi giginya yang kuat.
Diperhatikan dari cara jasadnya dimumifikasi –dibungkus dengan jalinan tali pita kain linen berkualitas tinggi dengan motif rhomboid– dan fakta bahwa dia seorang profesional, mengindikasikan bahwa wanita itu hidup makmur dan berpendidikan, imbuh Dr. Thompson.
Hermione dipamerkan oleh Petrie di University College, London, pada musim panas tahun 1911, di mana mumi itu kemudian menarik perhatian Gwendolen Crewdson, wanita akademisi dari Girton College. Crewdson merasa mumi Hermione lebih pantas ditempatkan di Girton College, yang kala itu merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi khusus wanita.
Crewdson menulis bahwa pihak Petrie sepakat Hermione lebih pantas ditempatkan di lembaga pendidikan tinggi khusus wanita, entah itu di Girton atau Newnham. Crewdson mengaku bersikukuh Girton lebih layak, sebab lembaga itu yang pertama kali meluluskan wanita dalam bidang studi Klasik.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Gwendolen Crewdson berhasil meyakinkan bahwa Hermione sangat layak ditempatkan di Girton, tetapi sayangnya kata Dr. Thompson, sulit untuk mendorong para mahasiswa datang dan melihatnya, banyak dari mereka yang tidak menyadari bahwa mumi unik itu ada di sana.
“Saya berharap para mahasiswa akan lebih sering datang dan mengunjunginya. Kami sudah memasang pemberitahuan di setiap semester, mengajak mereka untuk datang berkunjung. Sebagian sudah datang, tetapi kunjungan itu tidak cukup banyak,” kata Dr. Thompson.*