Hidayatullah.com—Otoritas perkeretaapian Mesir mengumumkan status darurat pada hari Jumat (1/11/2013) sebagai antisipasi meningkatnya aksi protes oleh pendukung Al-Ikhwan al-Muslimun menjelang persidangan Muhammad Mursy pada 4 Nopember lusa.
Kepala perkeretaapian Mesir Hussein Zakaria mengatakan, satuan tugas khusus sudah dibentuk khususnya untuk menanggulangi aksi protes atau kekerasan yang terjadi di lingkungan stasiun kereta. Penjagaan kemananan di gerbong kereta dan stasiun juga ditingkatkan. Meskipun demikian, jadwal kereta masih berjalan normal, lansir Ahram Online.
Aliansi Nasional Pendukung Legitimasi, kelompok pendukung Muhammad Mursy, telah menyatakan akan melakukan unjuk rasa setiap hari mulai hari Jumat, dan berupaya memobilisasi massa sebanyak-banyaknya saat Mursy muncul di persidangan.
Mantan presiden Mesir dari Al-Ikhwan tersebut menghadapi beberapa dakwaan, termasuk menyulut kekerasan dan pembunuhan pada bulan Desember 2012 di depan istana kepresidenan. Mursy ditahan sejak dirinya dilengserkan, hanya beberapa hari setelah genap 1 tahun pemerintahannya 30 Juni lalu.
Mursy menyatakan menolak legitimasi pengadilan yang akan menyidangkannya.
Mursy dilengserkan lewat kudeta yang dipimpin oleh militer pada 3 Juli lalu, menyusul aksi unjuk rasa yang tiada henti dan semakin meluas menentang pemerintahanannya sejak akhir 2012. Mursy terpilih sebagai presiden setelah memenangi pemilihan umum tahun 2012, dengan dukungan dari kelompok-kelompok Islam dan rakyat yang tidak ingin para politisi era Husni Mubarak berkuasa kembali. Dia hanya menang tipis, 51,7% dari Ahmad Shafik, seorang jenderal angkatan udara era Mubarak.*