Hidayatullah.com–Kantor berita resmi China menyatakan kelompok bersenjata menyerang sebuah pos polisi di Wilayah Otonomi Xinjiang Uighur hari Sabtu, menewaskan dua petugas polisi dan melukai dua lainnya.
Kantor berita Xinhua memberitakan bahwa 9 pria bersenjatakan golok dan kampak menyerang sebuah pos polisi di kabupaten Maralbeshi, Provinsi Kaxgar.
Xinhua menyatakan para penyerang semuanya ditembak mati di tempat. Kantor berita itu memberitakan hanya satu nama dari kesembilan penyerang; dan nama tersebut mirip nama Uighur.
Menurut Xinhua, pihak berwajib telah memulihkan ketertiban di daerah tersebut.
Kerusuhan terbaru di Xinjiang ini semakin memperpanjang catatan kekerasan yang terjadi di wilayah yang warganya terpecah belah antara warga Muslim beretnis Uighur dan warga beretnis Han yang merupakan mayoritas di China itu.
Warga Muslim di Xinjiang selama ini ingin memisahkan diri dari China karena merasa memiliki perbedaan budaya yang sangat mencolok dengan warga mayoritas Han. Akan tetapi, pemerintah China tak mengijinkan itu dan menegaskan Xinjiang adalah bagian dari kedaulatan Republik Rakyat China yang berpahamkan komunis itu.
Gerakan separatis di Xinjiang juga telah memicu konflik dari sejumlah oknum warga Xinjiang seperti insiden penyerangan di Lapangan Tiananmen, Beijing, sebulan lalu.
Otoritas China mengkambinghitamkan orang dari kelompok etnis Uighur atas ledakan mobil di Lapangan Tiananmen di Beijing bulan lalu.
hWarga Uighur dikabarkan membenci warga dari etnis Han yang memperoleh penghasilan lebih besar. Para pengamat mengatakan serangan terbaru ini mengisyaratkan ketegangan tetap tinggi di kalangan etnis Uighur, meski di tengah pengamanan yang ketat.
Secara demografi, di Xinjiang ini tinggal sembilan juta warga etnis minoritas Uighur yang mayoritas beragama Islam.*