Hidayatullah.com– Australia akan menerima reaksi keras dari rakyat Indonesia jika ikuti jejak Amerika Serikat.
Australia akan menerima “reaksi yang sangat negatif” dari Indonesia jika negara itu mengikuti jejak Amerika Serikat dengan memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem (Baitul Maqdis), mantan perdana menteri Australia memperingatkan pada Selasa.
Malcolm Turnbull berbicara di depan para wartawan setelah pertemuan dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di Bali pada Senin untuk mendiskusikan kesepakatan perdagangan bilateral.
“Presiden menyampaikan pada saya … kekhawatiran yang sangat serius di Indonesia terkait tentang prospek pemindahan Kedutaan Australia dari Tel Aviv ke Jerusalem,” Turnbull mengatakan pada Australian Broadcasting Corp.
“Tidak ada pertanyaan bahwa langkah itu terjadi, itu akan disambut dengan reaksi yang sangat negatif di Indonesia.”
Turnbull menegaskan Indonesia merupakan negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, “jadi kita harus sangat memahami hal itu”.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pada Selasa belum ada keputusan yang dibuat terkait lokasi kedutaan.
Kebijakan puluhan tahun
Turnbull mengatakan dia yakin kesepakatan perdagangan bebas antara Australia, negara dengan 25 juta penduduk, dan Indonesia, negara tetangga dengan populasi lebih dari 260 juta orang, akan ditandatangani dalam beberapa minggu.
Dia juga mengatakan Australia harus tetap dengan kebijakannya yang telah berumur 40 tahun untuk mempertahankan kedutaannya di Tel Aviv.
Morrison, memunculkan gagasan untuk memindahkan kedutaan beberapa hari menjelang pemilu sela di wilayah Sydney dengan populasi Yahudi yang besar.
“Australia akan selalu membuat keputusan kami tentang kebijakan luar negeri kami berdasarkan kepentingan kami dan kami akan melakukannya sebagai sebuah negara yang berdaulat,” Morrison mengatakan pada para wartawan.
“Kami akan berkonsultasi, kami akan mendengarkan orang lain, tapi pada akhirnya … Saya akan selalu mengutamakan kepentingan kami.”
Pemerintahan Amerika Serikat yang dipimpin Trump pada Desember lalu mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel, dan pada Mei memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis. Hal ini memicu kecaman dari dunia Muslim./*Nashirul Haq AR