Hidayatullah.com—Amerika Serikat terkadang menggunakan nama resmi Myanmar menggantikan Burma sebagai “kesopanan diplomatik” terhadap negara Asia itu, kata Departemen Luar Nageri AS Senin (6/1/2014) dilansir AFP, mengindikasikan adanya perbaikan hubungan diplomatik.
Para pemimpin militer mengganti nama resmi negara menjadi Myanmar pada tahun 1989, dengan alasan nama Burma merupakan peninggalan kolonialisme Inggris yang mengisyaratkan bahwa negeri yang terdiri dari berbagai etnis itu hanyalah milik etnis mayoritas Burma.
Oposisi di pengasingan dengan sengit menentang perubahan tersebut, melihatnya sebagai langkah simbolik untuk melahirkan negara yang sepenuhnya baru, sementara Amerika Serikat sebagai tanda solidaritas tetap menyebut negara itu dengan Burma.
ada hari Jumat lalu, Menteri Luar Negeri Namun pada hari Jumat pekan lalu John Kerry dua kali menyebut Myanmar dalam pernyataannya terkait peringatan hari kemerdekaan negara Asia itu. Pernyataan Kerry itu sama sekali tidak menyebut “Burma”.
Wakil jurubicara Deplu AS Marie Harf kepada reporter hari Senin mengatakan bahwa kebijakan Amerika adalah tetap akan menyebut negara tersebut dengan Burma.
Tetapi, dalam kondisi-kondisi tertentu pemerintah AS akan menyebut negara tersebut dengan Myanmar sebagai “kesopanan diplomatik”, seraya menambahakan bahwa Presiden Obama menggunakan dua kata itu bergantian saat kunjungannya ke negara tersebut tahun 2010.
“Menurut saya tidak ada kebingungan soal itu,” imbuh Harf.*