Hidayatullah.com—Organisasi gerakan al Ikhwan al Muslimun Mesir, dalam laman resminya yang saat ini dikelola dari London, mengeluarkan pernyataan untuk menyikapi aksi mogok makan yang dilakukan para tahanan politik.
Ikhwan mendesak semua rakyat Mesir mengambil tindakan tanpa kekerasan sebagai tanda solidaritas terhadap 17.000 tahanan politik yang sudah memulai aksi mogok makan untuk memprotes pelanggaran-pelanggaran yang amat buruk, dan kondisi penjara dan tahanan yang tidak manusiawi.
Menurut laman www.ikhwanweb.com, yang yang dikeluarkan tanggal Jumat (24/04/2014), sekitar tujuh belas ribu tahanan yang ditahan di tempat penahanan di penjara junta militer ini telah memulai mogok makan sebagai protes melawan ketidakadilan yang mereka alami.
Mereka ditahan secara ilegal dan tanpa alasan jika dibebaskan, mereka tidak mungkin mengutak-atik bukti penuntutan, juga tidak dapat melarikan diri ke luar negeri. Rumah dan tempat kerja mereka sudah diketahui pihak berwenang. Bahkan, mereka disandera dan mengalami penderitaan luar biasa karena penganiayaan dan pelecehan.
Menurut Ikhwan, para tahanan hampir tidak bisa bernapas dalam sel penjara yang diisi tahanan sepuluh kali jumlah sewajarnya, tanpa ventilasi udara. Baik keluarga maupun pengacara mereka tidak diperbolehkan mengunjungi. Yang lebih buruk lagi adalah penyiksaan yang mengerikan dan diulang-diulang, tidak ada orang tua maupun anak di bawah umur yang dibebaskan, justru yang sering kali terjadi adalah kekerasan yang menyebabkan kematian tahanan. Hal ini menyingkap kebijakan brutal sistematis yang diikuti junta militer untuk mematahkan kehendak rakyat Mesir.
Kudeta dimulai dengan pembunuhan, pembakaran dan pertumpahan darah, dan diteruskan dengan pidana palsu dan penyiksaan, dengan tujuan agar rakyat tidak menuntut kebebasan, martabat dan hak-hak mereka.
Ikhwan juga menuduh, para jenderal bertekad menghancurkan rakyat beserta anak-anak dan cucu-cucu mereka, di bawah sepatu berdarah mereka.
“Tapi ini tidak akan terjadi, insya Allah: “… Kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui, ” tulisnya mengutip Al-QuranSurat Al-Munaafiquun [63]:8.
“Jika kita melihat golongan orang-orang yang dipenjara secara tidak adil ini, kita akan menemukan mereka mewakili seluruh rakyat Mesir, dari para ilmuwan, profesor, mahasiswa hingga insinyur, dokter, pengacara – pria dan wanita, tua dan muda, bahkan anak-anak di bawah umur empat belas tahun. Sebagian dari mereka telah dijatuhi hukuman mati, sebagian dijatuhi hukuman penjara hingga tujuh belas tahun, hanya karena protes damai untuk mengekspresikan penolakan mereka terhadap kudeta.”
Lembaga Pengawas Hak dan Kebebasan Mesir telah mendokumentasikan empat puluh lima pelanggaran terhadap orang-orang yang tidak bersalah, perempuan dan pemuda, sebagian dilakukan oleh polisi.
Sementara itu, pelayanan penuntutan dan peradilan juga menyedihkan. Mereka melakukan puluhan pelanggaran hukum, meskipun sebagian rakyat percaya mereka melakukan tugas penegakan keadilan, hukum dan ketertiban. Terbukti, ada penjara rahasia yang telah diubah menjadi rumah jagal dan pusat-pusat penyiksaan untuk tahanan politik yang tidak bersalah, seperti penjara Aezoli yang terkenal berlokasi di Ismailia.
Terletak di dalam kamp militer, penjara ini sejatinya diperuntukkan bagi personil militer yang melakukan kejahatan berat.
Namun, sekarang telah dibuka pintu dan ruang bawah tanah yang mematikan bagi warga sipil. Memang, yang nampak ini hanya puncak gunung es. Sejumlah organisasi hak asasi manusia internasional telah mengecam keras pelanggaran yang dilakukan terhadap rakyat Mesir.
Ilhwan juga mengatakan, junta militer tidak peduli akan kehormatan negara dan rakyat Mesir. Mereka berusaha menyeret Mesir ke “Krisis Suriah”.
“Tapi untuk kepentingan siapa, bermanfaat bagi siapa dan apa yang akan terjadi? Apapun yang terjadi nanti, insya Allah “Krisis Suriah” tidak akan terjadi di Mesir. Di sisi lain, pahlawan sejati ini akan tetap teguh, berjuang dengan aksi mogok makan, mengorbankan kesehatan dan kehidupan mereka, tidak menuntut kebebasan mereka sendiri saja, tapi kebebasan di seluruh Mesir dan bagi rakyat Mesir. Ini yang bisa mereka lakukan sekarang. Oleh karena itu, rakyat Mesir yang terhormat dan patriotik harus bergerak untuk mendukung pahlawan-pahlawan yang gigih ini. Sekarang tidak lagi cukup hanya dengan mengecam kejahatan berdarah kudeta militer. Kesabaran dan aksi mogok makan akan segera menang atas senjata mematikan yang paling canggih.”
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,” tulisnya mengutip al-Quran Surat al-Hajj [22]:40).*