Hidayatullah.com–Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Datuk Seri Anwar Ibrahim mengatakan tidak berminat untuk menerima jabatan menteri apabila dilakukan perombakan dalam kabinet.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Port Dickson itu mengatakan bahwa dia tidak pernah ditawari untuk menjabat menteri dalam kabinet sebelum menjadi perdana menteri selanjutnya.
“Saya tidak berminat,” kata Anwar kepada para reporter usai peluncuran Reformist Convention 2019 di Shah Alam hari Ahad (24/11/2019) seperti dilansir The Star.
Hal itu dikatakan Anwar ketika menjawab pertanyaan apakah dia tertarik untuk bergabung dalam kabinet sebelum naik menjadi perdana menteri Malaysia kedelapan.
PM Mahathir Mohamad mengatakan bahwa perombakan kabinet akan dilakukan.
Di awal pidato pembukaan konvensi itu Anwar mendesak semua pihak agar bersabar dan tidak mengangkat isu rencana peralihan jabatan perdana menteri antara dia dan PM Mahathir.
“Kita harus memberikan ruang kepada Dr. Mahathir sehingga proses itu dapat dilakukan secara damai.”
“Apabila berjalan mulus, maka akan mudah bagi Dr. Mahathir untuk melanjutkan tugasnya dan lebih mudah bagi saya setelah peralihan,” imbuhnya.
Anwar menegaskan kembali bahwa hanya dewan kepresidenan PKR yang dapat memutuskan siapa yang akan mengambil alih jabatan sebagai perdana menteri.
Dia mengingatkan semua anggota partai bahwa agenda reformasi masih belum rampung sejak mereka memenangkan pemilu ke-14 dan menumbangkan kekuasaan Barisan Nasional yang dimotori UMNO.
Reformasi baru rampung begitu agenda yang benar diimplementasikan, seperti kebijakan perlindungan bagi warga berpenghasilan rendah dan meningkatan taraf kehidupan mereka.
Anwar mendesak agar anggota partai, terutama reformis veteran, agar bersabar menunggu dirinya mengambil alih kepemimpinan Malaysia, seraya menggarisbawahi bahwa kesabaran sangat diperlukan agar transisi kekuasaan berjalan mulus.
Lebih lanjut Anwar mengatakan bahwa soal transisi dibahas dalam rapat dewan kepresidenan PKR hari Sabtu (23/11/2019), dan bahwa tidak ada perubahan rencana perihal dirinya yang akan mengambil alih jabatan PM.
Di akhir konvensi, reformis veteran merilis resolusi yang dibacakan oleh ketua konvensi, anggota parlemen dapil Ijok Dr. Idris Ahmad, perihal waktu peralihan jabatan PM Malaysia ke tangan Anwar
Ibrahim.
“Kami ingin tanggal Anwar menjadi perdana menteri agar ditetapkan dan tanggal itu tidak melampaui 10 Mei 2020,” kata Dr. Idris.*