Hidayatullah.com–Uni Eropa bersedia mengeluarkan lebih dari $7.000 per imigran yang diambil oleh anggota negara, namun proposal itu diterima dengan perasaan campur aduk, Financial Times melaporkan.
Proposal Komisi Eropa yang dirilis hari ini berusaha untuk menciptakan “pusat-pusat pengendalian” bagi para migran yang memasuki negara-negara anggota yang memberikan izin tinggal. Proposal itu termasuk membayar pemerintah hingga 500 migran yang diselamatkan dari tiap kapal terdampar.
Insentif keuangan itu datang setelah kapal-kapal penyelamat imigran dicegah berlabuh di Italia. Meskipun begitu, Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini mengatakan: “Jika mereka ingin memberi uang ke orang lain, biarkan mereka melakukannya, Italia tidak membutuhkan sumbangan,” dikutip middleeastmonitor.
Baca: Imigran Iran Menjadi Pendeta di Eropa, Mengklaim Murtadkan 1500 Muslim
Pemerintah Italia telah berupaya untuk menekan Uni Eropa agar mengubah peraturan imigrasinya.
“Kami ingin menghentikan arus masuk (migran) untuk membersihkan jaminan simpanan ratusan ribu orang. Kami tidak meminta uang tetapi demi harga diri dan kami sedang memulihkannya dengan tangan kami sendiri,” lanjut Salvini.
Namun ada harapan dengan Spanyol yang telah mengambil sekitar 1.200 migran, diselamatkan dari kapal-kapal yang terdampar selama seminggu terakhir. Sejumlah kecil kapal telah diambil oleh Belanda, Prancis, Portugal dan Malta.
Menurut Financial Times, Uni Eropa ingin mempengaruhi Italia untuk mengambil peran yang lebih proaktif dalam mengelola imigran.
Negara-negara UE sejauh ini masih ragu-ragu untuk mendirikan “pusat-pusat pengendalian di negara mereka. Sebagai kompromi, UE bahkan telah menyarankan untuk mendirikan “pusat pengendalian” sementara. Italia telah menunjukkan penolakan terbesarnya terhadap proposal itu dan bersikeras memperjuangkan ide untuk mencegah imigran memasuki Eropa.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Beberapa usulan telah muncul bahwa “platform disembarkasi” seharusnya diciptakan di Afrika Utara, namun konferensi EU28 mendatang akan memperjelas bahwa platform-platform itu tidak dapat menyerupai penjara atau kamp. Platform ini akan menilai kasus-kasus migrasi dan menangani kasus keluarga dan individu.
Libya, Mesir dan Aljazair dan sejumlah negara lain di Afrika utara telah menolak untuk menjadi tuan rumah pusat-pusat semacam itu.*/Nashirul Haq AR