Hidayatullah.com—Selama lima tahun ditawan oleh Taliban, prajurit Amerika Serikat Bowe Bergdahl menjadi fasih berbicara bahasa Dari dan Pashto, rutin merayakan Natal dan Paskah, serta tidak tertarik dengan agama Islam.
Bowe Bergdahl dibebaskan hari Sabtu (31/5/2014) dalam kesepakatan pertukaran tawanan antara Taliban dengan Pemerintah Gedung Putih, yang bersedia mengeluarkan 5 tokoh senior Taliban dari penjara Guantanamo. Kesepakatan itu dijembatani oleh Qatar.
Seorang komandan pasukan Haqqani dari Pakistan, jaringan yang berafiliasi dengan Taliban yang menangkap Bergdahl, mengatakan kepada AFP (1/6/2014) bahwa orang-orang yang menawannya berusaha mengajarkan prajurit Amerika itu tentang Islam dengan memberikannya buku-buku agama. Tetapi rupanya prajurit AS berpangkat sersan itu lebih suka melakukan aktivitas keduniawian.
“Dia menghabiskan waktu dengan bermain badminton atau membantu memasak,” kata komandan Haqqani itu.
“Dia sangat senang sekali bermain badminton dan selalu bermain badminton dengan penawannya. Bahkan dia mengajarkan banyak pejuang [Taliban] tentang permainan itu.”
Lebih lanjut komandan pasukan Haqqani itu mengatakan bahwa Bergdahl selalu mengenang perayaan Kristen yang biasa dilakukannya dengan keluarga di rumah, dan mengundang orang-orang yang menangkapnya untuk ikut merayakan.
“Dia tidak pernah melewatkan perayaan keagamaan. Dia biasanya memberitahu penjaganya beberapa pekan menjelang Natal dan Paskah dan merayakannya bersama mereka.”
Bergdahl yang sekarang berusia 28 tahun bahkan sudah fasih berbahasa Dari dan Pashto, dua bahasa suku terbesar di Afghanistan Dari dan Pashtun.
Komandan Haqqani itu kepada AFP juga mengatakan bahwa Bergdahl suka dengan kawa, teh hijau Afghanistan, dan sering membuatnya sendiri.
Menurut keterangan militer Amerika Serikat, Bergdahl saat ini sedang berada di Jerman untuk menjalani proses reintegrasi setelah ditawan Taliban.
Para pejabat Amerika Serikat hari Sabtu mengatakan Bergdahl dalam kondisi baik.*