Hidayatullah.com—Seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun yang bergabung dengan kelompok ISIL/ISIS ditemukan dalam keadaan terluka parah di pintu Akcakale perbatasan Turki dengan Suriah, lansir Hurriyet dari koran Miliyet Kamis (26/6/2014).
Remaja yang diketahui bernama Taylan OY itu kabarnya meninggalkan rumahnya di Ankara menuju Suriah bersama lima orang temannya, sekitar 45 hari sebelum akhirnya diserahkan ke tentara perbatasan Turki di Provinsi Sanliurfa.
Remaja itu kemudian segera dilarikan ke rumah sakit distrik pada 22 Juni, di mana dia menjalani operasi selama 8 jam.
Menurut laporan koran Miliyet, Taylan adalah remaja putus sekolah dan bekerja sebagai penjual bawang putih kaki lima di tepi jalan di Ankara, seperti kebanyakan anggota keluarganya yang lain.
Bersama dengan lima orang temannya, dia membayar 20 lira (sekitar 113 ribu rupiah) agar diselundupkan lewat Provinsi Kilis masuk ke wilayah Suriah yang dikuasai ISIL. Teman-temannya kemudian kembali ke Turki setelah dibawa ke Raqqa, tetapi Taylan sendiri menjalani pelatihan militer intensif bersama ISIL.
Kabarnya, Taylan diberikan pelatihan militer dan kajian al-Qur`an di pagi hari, dan berolahraga di sore hari. Dia juga menghubungi ayahnya dan mengatakan dirinya tidak bermaksud kembali ke Turki.
Taylan kemudian terluka berat setelah terkena pecahan peluru meriam. Oleh karena kondisinya mengancam keselamatan jiwa, Taylan dibawa ke perbatasan Turki.
“Suatu hari pertempuran terjadi ketika saya berada di luar di taman. Kaki saya terluka akibat ledakan kemudian saya pingsan. Mereka membawa saya ke perbatasan dengan mobil lalu meninggalkan saya,” ujarnya.
Kepada kantor berita Dogan remaja itu mengaku menyesal bergabung dengan ISIL dan tidak kembali pulang ke Turki seperti yang dilakukan teman-temannya.
Orang-orang yang mengantarkan Taylan ke tentara Turki menyebut dirinya sebagai seorang warga Suriah bernama Mehmed Al-Ahmad kelahiran tahun 1998.
Polisi baru mengetahui identitas Taylan yang sebenarnya setelah ayah remaja itu datang ke rumah sakit sehari usai operasi, setelah dihubungi oleh putranya itu.
Ayah Taylan mengatakan, polisi bahkan membawa beberapa penerjemah untuk menanyai remaja itu setibanya di rumah sakit. Menurut ayahnya, Taylan takut untuk berbicara sampai ayahnya datang.
Para dokter mengatakan, kondisi remaja itu sudah mulai membaik.
Ayah Taylan menceritakan, putranya bergabung dengan ISIL setelah ngobrol dengan sejumlah orang dan dicuci otaknya di internet. Dia meminta aparat memperketat pengamanan di perbatasan untuk mencegah semakin banyak jatuh korban seperti anak dan keluarganya.
Sejumlah laporan mengatakan sekitar 3.000 warga Turki, terutama dari daerah pedesaan, bergabung dengan ISIL.*