Hidayatullah.com–Dewan Syura Revolusi di Benghazi berselisih dengan Al-Ikhwan Al-Muslimun dan sekutunya di kota itu perihal pembentukan dewan lokal yang baru.
Dilansir Libya Herald, hari Ahad (17/8/2014) Dewan Syura Revolusi, sebuah organisasi yang memayungi Anshar Al-Syariah dan Perisai Libya, mengecam pembentukan sebuah badan lokal oleh para politisi Al-Ikhwan Al-Muslimun.
Dewan Syura Revolusi Benghazi menuduh Dewan Syura Benghazi yang dibentuk Al-Ikhwan berusaha untuk memanfaatkan darah para pejuang kota itu untuk meraih kekuasaan di saat situasi sedang kacau. Kemiripan nama yang dipakai juga dinilai sebagai upaya mencuri kredibilitas.
Dewan Syura Revolusi Benghazi menuding Partai Keadilan dan Pembangunan (sayap politik Al-Ikhwan) dan Aliansi Kekuatan Nasional –rival politik mereka– keduanya sama bertanggungjawab atas masalah yang sedang dihadapi oleh negara Libya saat ini. Dewan Syura Revolusi mengatakan kelompok-kelompok itu berupaya mengontrol keadaan politik di negara Libya dan pada saat yang sama mengabaikan kelompok revolusi.
Dewan Syura Revolusi kembali mengulangi kecamannya atas demokrasi dan menegaskan bahwa tujuan mereka tidak sejalan dengan Dewan Syura Benghazi bentukan Al-Ikhwan.
Dewan Syura Benghazi dibentuk pekan lalu guna mengatasi instabilitas, dan khususnya, untuk meletakkan pondasi menjelang pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat (perlemen) Libya. Dewan itu terdiri dari sejumlah tokoh pemimpin suku setempat, para pakar dan juga anggota-anggota Al-Ikhwan yang menjadi anggota Dewan Kota Benghazi. Pimpinan Dewan Kota Tariq Awad Al-Urfi juga ikut di dalamnya.
Dewan Syura Revolusi mengatakan pihaknya tidak menentang pembentukan DPR atau dewan nasional lainnya. Dewan Syura Revolusi menegaskan pihaknya hanya ingin melindungi rakyat Benghazi dan mengembalikan stabilitas di bawah hukum syariat Islam.*