Hidayatullah.com–Komplek Kedutaan Amerika Serikat di ibukota Libya, Tripoli, diserang oleh sekelompok orang bersenjata, tetapi di tempat itu tidak tampak orang Amerika sebab kedutaan telah mengevakuasi stafnya lebih dari satu bulan lalu.
Serangan itu terjadi pada hari Ahad (31/8/2014) seiring dengan maraknya pertempuran antar kelompok bersenjata di Tripoli dan Benghazi, kota kedua terbesar di Libya di bagian timur, lansir Libya Herald.
Meskipun AS menghentikan sementara aktivitas misi diplomatiknya di Tripoli untuk kedua kalinya dalam 3 tahun terakhir pada Juli lalu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan bahwa kedutaan itu tidak tutup dan stafnya telah dievakuasi ke negara tetangga, Tunisia.
Februari 2011 Kedubes AS menghentikan operasinya saat pemberontakan rakyat terjadi di seluruh Libya untuk menggulingkan rezim Muammar Qadhafi. Setelah pembentukan pemerintah transisi pada Juli 2011 AS mengaktifkan kembali kedutaannya pada bulan September.
Pemerintahan Presiden Obama menjadi sensitif terutama berkaitan dengan keamanan stafnya di Libya sejak terjadi serangan pada 11 September 2012, di mana kantor konsulatnya di Benghazi diserang dan duta besar Chris Stevens serta tiga warga negara AS lainnya tewas.
Sejak Qadhafi digulingkan oleh kelompok-kelompok bersenjata dengan dukungan serangan udara AS dan sekutunya, hingga saat ini kelompok-kelompok bersenjata di Libya tidak berhenti saling menyerang demi memperebutkan pengaruh dan kekuasaan di Libya.*