Hidayatullah.com–Jaringan supermarket di Amerika Serikat Walmart mengatakan telah menyingkirkan senjata api dan amunisi dari toko-tokonya, dengan alasan maraknya kerusuhan di berbagai daerah di negara Paman Sam itu.
Peritel terbesar di AS itu, yang berbasis di Bentonville, negara bagian Arkansas, menjual senjata api di setengah dari 4.700 tokonya.
Dalam pernyataan yang dikirimkan ke Associated Press hari Kamis (29/10/2020) lewat email, Walmart telah menyingkirkan senjata api dan amunisi dari display di toko-tokonya demi keselamatan pekerja dan pelanggannya, mengingat semakin maraknya ketegangan di masyarakat yang berujung pada kerusuhan di berbagai daerah di AS.
Meskipun demikian, barang berbahaya itu masih dapat dibeli oleh pelanggan.
Kebijakan itu diambil setelah beberapa hari banyak aksi protes, vandalistis, dan jam malam di Philadelphia sebelum Election Day setelah polisi menembak mati seorang pria berkulit hitam yang memiliki sejarah gangguan jiwa.
Walmart mengambil langkah serupa menyusul kematian pria kulit hitam George Floyd akibat tindakan brutal polisi, yang memicu aksi protes dan kerusuhan di berbagai daerah di AS.
Tahun lalu, Walmart berhenti menjual amunisi senjata api jenis handgun dan senjata api berlaras pendek, serta meminta pengunjung tidak membawa senjata api terang-terangan di tokonya meskipun undang-undang memperbolehkan.
Perusahaan ritel itu juga menghentikan penjualan senpi jenis handgun di Alaska, satu-satunya negara bagian di mana Walmart menjual senjata jenis itu.*