Hidayatullah.com–Boeing telah menjual suku cadang pesawat ke Iran Air, dalam transaksi pertama yang dilakukan dengan penerbangan Iran sejak kasus penyanderaan tahun 1979.
Boeing mengatakan penjualan suku cadang kali ini bernilai USD120.000, yang menandai diakhirinya 35 tahun kevakuman bisnis di antara dua perusahaan akibat sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat.
“Selama kwartal ketiga tahun 2014, kami menjual manual pesawat, gambar dan bagan navigasi, serta data ke Iran Air,” kata Boeing dalam laporan pertigabulanannya dikutip AFP (23/10/2014).
Penjualan itu menghasilkan laba kotor USD12.000, tulis laporan itu.
Pada bulan April lalu, pemerintah AS mengluarkan izin yang memperbolehkan Boeing, untuk waktu terbatas, menyediakan suku cadang yang diperlukan hanya untuk tujuan keselamatan ke Iran.
Boeing masih dilarang menjual pesawat baru ke Iran.
Izin-izin penjualan itu dikeluarkan Departemen Keuanagan AS, dalam konteks perjanjian sementara antara negara-negara adidaya dan Iran seputar program nuklir yang ditandantangi bulan Nopember 2013.
Boeing mengatakan suku cadang pesawat buatannya dibeli Iran sesuai dengan arahan dari pemerintah Amerika Serikat terkait perundingan yang masih terus berlangsung.
Perusahaan pembuat pesawat terbang itu mengatakan pihaknya mungkin akan menjual lebih banyak lagi suku cadang ke Iran Air di waktu mendatang.
Pesawat-pesawat armada Iran Air termasuk di antaranya adalah pesawat terbang buatan Boeing yang dibeli sebelum revolusi Iran tahun 1979.
Sementara itu perusahaan-perusahaan Amerika lainnya juga mengatakan bahwa mereka ingin melakukan bisnis dengan Iran di bawah ketentuan serupa, termasuk General Electric yang pada Februari lalu meminta izin menjual suku cadang pesawat ke Iran.*