Hidayatullah.com–Dewan Ulama Muslim Somalia (Hay’ah Ulama al-Muslimin bis Shumal) menyerukan pihak pemerintah dan oposisi yang akhir-akhir ini kerap bersitegang dan bentrok untuk melakukan gencatan senjata, sebagai bentuk pemuliaan umat Muslim terhadap datangnya bulan suci Ramadhan.
Selain untuk memuliakan bulan Ramadhan dan kemaslahatan umat Muslim Somalia, seruan Dewan Ulama tersebut juga dikeluarkan menyusul kabar persiapan militer yang tengah dimatangkan pihak pemerintahan untuk memberangus gerakan pemberontakan dan oposisi di dalam negeri.
Sebagaimana dilansir situs keislaman Mafkarah al-Islam (18/8), Ketua Dewan Ulama Somalia, Syaikh Basyir Shallad menegaskan, negerinya sudah cukup mengalami penderitaan akibat konflik dalam negeri yang berkepanjangan.
“Dan Ramadhan adalah bulan untuk melakukan perbaikan bagi semua pihak,” tegas Shallad.
Ulama kharismatik Somalia itu juga mendesak pihak pemerintahan untuk bisa menciptakan situasi aman, damai, tenang, dan nyaman selama bulan Ramadhan esok. “Agar umat Muslim Somalia bisa beribadah dan berpuasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya dan penuh penghayatan. Mereka membutuhkan keadaan demikian,” terangnya.
Di sisi yang lain, Ketua Gerakan Suku al-Huya, Ahmad Hasan Had, menyerukan pihak-pihak yang kerap bersitegang di negerinya untuk memuliakan bulan Ramadhan dengan tidak membuat ulah.
“Ramadhan juga bisa menjadi tonggak baru, yaitu dibukanya pintu dialog dan musyawarah, serta ditutupnya pintu kontak senjata dan perang berdarah-darah,” terang Had.
Seruan damai Ramadhan juga disampaikan oleh organisasi perempuan Somalia. Organisasi “Hind”, misalnya, merilis keterangan yang berisi tuntutan agar semua pihak menghentikan kontak senjata guna menyambut datangnya bulan puasa.
Organisasi itu juga menyerukan semua pihak, utamanya pemerintahan, agar lebih bisa menjaga dan menjamin hak-hak perempuan dan anak-anak Somalia, karena pada merekalah masa depan negara Tanduk Afrika itu bergantung.
“Kami serukan kepada para ibu dan kaum perempuan Somalia untuk menggencarkan kampanye antiperang dan antikekerasan ini,” terang Hind. [atj/mi/hidayatullah.com]