Hidayatullah.com–Turki khawatir negaranya akan kebanjiran 2-3 juta pengungsi lagi, jika kota kedua terbesar di Suriah jatuh ke tangan pasukan ISIS/ISIL atau rezim Damaskus.
Hal itu dikatakan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu hari Selasa (18/11/2014), lansir AFP.
Cavusoglu mengatakan mendukung Tentara Pembebasan Suriah (FSA) merupakan satu-satunya bagi masyarakat internasional untuk melawan apa yang disebut Ankara sebagai ancaman kembar dari ISIS dan rezim Bashar Al-Assad.
Turki saat ini sudah menampung sedikitnya 1,5 juta pengungsi akibat konflik Suriah dan berulangkali memperingatkan bahwa kapasitasnya untuk menampung pengungsi semakin berkurang.
“Pasukan utama yang memerangi baik ISIS maupun rezim Suriah saat ini adalah Free Syrian Army,” ujarnya.
“Tetapi mereka (FSA) gagal mencapai hasil yang diinginkan karena harus bertempur melawan kedua kelompok itu,” kata Cavusoglu kepada wartawan di Ankara bersama sejawatnya dari Finlandia.
Cavusoglu mengatakan hanya ada sedikit perbedaan antara ISIS/ISIL dengan rezim Assad.
“Keduanya membunuhi orang secara brutal dan mereka tidak ragu untuk mengunakan segala macam senjata. Kedua pasukan itu memaksa warga meninggalkan kampung halamannya,” kata Cavusoglu seraya menambahkan jika Aleppo jatuh maka akan menambah 2-3 juta lagi pengungsi di perbatasan Turki.
Jika oposisi Suriah yang moderat dan FSA melemah, maka akan mengakibatkan gerak kelompok ISIS tidak terhentikan, demikian pula gerak rezim Damaskus, kata Cavusoglu.
Turki berulangkali mengatakan bahwa pelengseran Assad dari kursi presiden merupakan satu-satunya jalan untuk memulihkan kondisi Suriah secara permanen.
Selain diduduki ISIS/ISIL dan pasukan rezim Damaskus, wilayah Aleppo saat ini dikuasai oleh beberapa kelompok, termasuk kelompok-kelompok perlawanan yang berafiliasi dengan FSA.*