Hidayatullah.com—Barack Obama akan melakukan kunjungan ke Kenya, negara asal ayahnya, pada bulan Juli tahun ini, yang merupakan kunjungan pertamanya sejak menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, demikian diumumkan Gedung Putih hari Senin (30/3/2015).
Dalam kunjungannya itu Obama dijadwalkan menghadiri pertemuan Global Entrepreneurship Summit dan bertemu dengan Presiden Uhuru Kenyatta.
Mendiang ayah Obama berasal dari sebuah desa kecil di dekat tepian Danau Victoria. Dia bertemu ibu kandung Obama, seorang wanita kulit putih warga Amerika, di Hawaii di mana keduanya memiliki seorang putra sebelum akhirnya bercerai.
Menurut laporan Dailycaller (14/1/2015), dalam sebuah pertemuan dengan Sojourners, sebuah kelompok Kristen Evangelis yang berbasis di Columbia Heights, Washington D.C pada 26 Juni 2006 Obama pernah mengatakan bapaknya dilahirkan sebagai seorang Muslim, tetapi setelah dewasa menjadi seorang atheis. Sementara orangtua dari ibunya masing-masing adalah penganut Kristen Baptis dan Kristen Methodis, tetapi keduanya tidak melaksanakan ajaran agama mereka.
Sejak terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama AS tahun 2009, Obama telah empat kali mengunjungi kawasan sub-Sahara Afrika. Namun, skandal politik di Kenya menghalanginya berkunjung ke tanah nenek moyang ayahnya itu.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada AFP bahwa Obama dalam kunjungannya itu akan bertemu dengan Kenyatta, presiden Kenya yang didakwa Mahkamah Kejahatan Internasional melakukan 5 kejahatan kemanusiaan dalam kasus kekerasan tahun 2007-2008 yang diduga menewaskan sekitar 1.200 orang.
Kenya dipandang Gedung Putih sebagai negara yang bersungguh-sungguh memerangi terorisme, menyusul sejumlah serangan yang diklaim dilakukan oleh kelompok Al-Shabaab asal Somalia.
“Seperti halnya kunjungan bersejarah Presiden (John) Kennedy ke Irlandia tahun 1963 yang memperingati hubungan antara warga Amerika keturunan Irlandia dan nenek moyangnya, lawatan Presiden Obama akan menjadi penghormatan bagi hubungan sejarah yang kuat antara Amerika Serikat dan Kenya, serta seluruh Afrika,” tulis para penasihat Gedung Putih dalam sebuah blog seperti dikutip AFP.
Jutaan orang Amerika melacak asal-usul mereka ke Benua Afrika, dan lebih dari 100.000 orang Amerika tinggal di atau mengunjungi Kenya setiap tahunnya, kata mereka.
Obama sudah mengunjungi Kenya beberapa kali sebelum menggeluti politik dan pada tahun 2006 sebagai seorang senator AS, di mana ketika itu di desa Nyang’Oma-Kogelo –kampung halaman ayahnya yang juga bernama Barrack Hussein Obama– dia melakukan tes HIV secara terbuka di depan publik.
“Jika saya tidak mencintai Amerika, saya tidak akan pindah dari Kenya ke sini,” kata Obama berkelakar belum lama ini.*