Hidayatullah.com — Taliban mengklaim telah mengambil alih istana kepresidenan di Kabul, lapor BBC.
Pada hari Ahad, sementara Taliban mendekati ibukota, presiden Ghani meninggalkan negaranya menuju Tajikistan. Situasi di istana masih belum jelas.
Menurut wartawan lokal Bilal Sarwary yang berbicara dengan dua warga Afghanistan yang terlibat dalam negosiasi langsung, bagian dari kesepakatan adalah bahwa Ghani akan ikut dalam penyerahan kekuasaan di istana.
“Pegawai istana kemudian dilaporkan disuruh pergi dan istana [dibiarkan] kosong,” kata para ajudan. Taliban kemudian mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka telah mengambil alih istana kepresidenan.
Belum ada konfirmasi dari pejabat pemerintah.
Sebelumnya, juru bicara Taliban mengatakan kepada BBC, mereka menunggu ‘penyerahan kekuasaan secara damai’
Suhail Shaheen menyebut kelompok gerilyawan “tidak akan melakukan pembalasan” kepada rakyat Afghanistan.
“Kami meyakinkan orang-orang di Afghanistan, terutama di Kabul, bahwa harta benda dan hidup mereka aman – tidak akan ada balas dendam kepada siapapun,” ujarnya.
“Kami adalah pelayan rakyat dan negara ini.”
Banyak orang Afghanistan takut akan kembalinya rezim tahun 1990-an secara brutal, yang ditandai dengan eksekusi di depan umum, rajam, dan pelarangan anak perempuan dari sekolah. Namun, Taliban memastikan hal itu tidak akan terulang kembali.