Hidayatullah.com--Kelompok pemberontah Syiah Al Hautsi (Al-Houthi) Yaman dan sekutunya menembakkan rudal Scud di Arab Saudi hari Sabtu (6/6), dalam eskalasi utama dua bulan perang.
Militer Arab Saudi menyebutkan penggunaan rudal balistik pertama ini ditembakkan pada hari Sabtu (06/06) pagi ke arah kota Khamees Mushait di barat daya Arab Saudi namun dikabarkan dapat dicegat dua rudal Patriot, demikian dikutip Reuters.
Serangan ini terjadi meskipun pemerintah Yaman dan kelompok Hautsi sepakat mengadakan perundingan damai yang diadakan oleh PBB di Jenewa bulan ini sejak operasi “Aashifatul Hazm” (Badai Penghancur) pimpinan koalisi Arab Saudi.
Daerah ini adalah rumah bagi pangkalan udara terbesar di selatan Arab Saudi, eksportir minyak utama dunia, tetapi tidak ada fasilitas minyak di sekitarnya.
Al Masira, saluran kelompok resmi Al Hautsi mengkonfirmasi serangan menargetkan pangkalan udara Raja Khaled. PBB mengatakan perundingan damai pada 14 Juni, akan membicarakan untuk memperbarui jeda perang.
“Ini juga bisa membantu menciptakan suasana yang lebih kondusif untuk dialog damai,” kata juru bicara PBB dikutip Reuters.
Tujuan utama perundingan ini adalah untuk menetralisir ancaman roket di Yaman membahayakan Arab Saudi dan negara-negara tetangganya. Juru bicara aliansi, Arab Saudi Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, mengatakan pada April mereka telah menyingkirkan ancaman senjata berat, 80 persen dari 300 atau lebih rudal telah dihancurkan.
Asseri mengatakan Al Hautsi dan sekutu mereka mengambil keuntungan dari gencatan senjata kemanusiaan selama lima hari yang berakhir pada 17 Mei untuk memposisikan milisinya.
“Milisi ini berhasil selama gencatan senjata lima hari dalam menggerakkan roket yang ditargetkan, dan yang diledakkan hari ini adalah salah satu itu,” kata Asseri.
“Alhamdulillah, kita memiliki pasukan pertahanan udara yang mampu memblokir jenis-jenis roket, menghancurkan mereka dan menggagalkan upaya seperti ini,” tambahnya.*