Hidayatullah.com—Banyak anak-anak muda yang meniru tren fesyen ala Barat, termasuk potongan rambut dan pilihan pakaiannya, yang tidak sejalan dengan budaya dan tradisi masyarakat Arab Saudi. Demikian dikatakan sejumlah pakar, lapor Arab News Jumat (30/10/2015).
Para pemuda Saudi juga semakin banyak menggunakan kata-kata dalam bahasa Inggris yang dicampur dengan bahasa Arab, yang mereka comot dari acara-acara televisi dan film-film Barat. Pakaian yang dipakai pemuda Saudi zaman sekarang termasuk asesoris berupa tas, celana pendek, serta barang-barang dengan gambar “aneh”.
Khaled Al-Jelban, seorang konsultan medis keluarga dan masyarakat di Universitas Raja Khalid, berpendapat bahwa cara berpakaian pemuda Saudi saat ini mengkhawatirkan. Dia mengaku pernah melihat sebagian dari mereka berbangga-bangga dengan pakaiannya dan berlagak dengan perilaku yang tidak cocok dengan budaya Saudi.
“Sebagian dari mereka bahkan menghias pakaian-pakaian Arabnya, yang mana bertentangan dengan tradisi yang diturunkan dari ayah-ayah dan kakek-kakek kita,” kata Al-Jelban kepada Arab News belum lama ini. Ini adalah “fenomena berbahaya,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, menurut Al-Jelban, sebagian pemuda Saudi berusaha agar kedengaran keren dengan banyak menggunakan kata-kata Inggris. Mungkin hal itu dikarenakan mereka terlalu banyak menghabiskan waktu liburan di luar negeri, di banding di dalam negeri, dan menonton terlampau banyak film-film produksi Barat tanpa pengawasan orangtua, papar Al-Jelban.
Pakar sosial Ahmad Al-Saad mengatakan banyak anak muda yang meniru budaya Barat secara membabi buta. “Di masa lampau orang biasa mengkritik dan mengecam perilaku semacam itu, tetapi sekarang kita melihat banyak orang tua mendukung gaya aneh anak-anaknya,” kata Al-Saad.
Menurut Al-Saad, orangtua ikut andil dalam memberikan pengaruh buruk terhadap anak-anaknya. Contohnya, belum lama ini dia melihat sejumlah bapak mengajak putra-putranya berfoto dengan pegulat-pegulat ternama, tanpa berpikir bagaimana pertunjukan gulat mempengaruhi anak-anak itu.
Penggunaan media sosial yang meluas dan revolusi informasi menjadikan anak-anak terpapar dengan banyak ragam budaya asing, yang mana sekarang mereka tiru. Menurut Al-Saad, masa depan tidak cerah bagi negara Saudi, jika anak-anak muda sekarang pergi ke masjid-masjid dan tempat-tempat umum dengan gaya pakaian seperti itu.
Saud Al-Dahain, seorang profesor ilmu sosial di Universitas Raja Saud, mengatakan anak-anak itu menunjukkan perilaku pemberontakan dengan mengenakan gaya pakaian meniru tren masa kini. “Itu adalah teriakan mencari perhatian dari pemuda-pemuda yang tidak ingin dimarjinalkan,” kata Al-Dahain.
Menurutnya, cara terbaik untuk mengatasi situasi seperti itu adalah dengan memberikan bimbingan dan nasihat kepada pemuda. Masyarakat perlu menghadapi anak-anak muda dengan cara yang bijak, imbuhnya.
Sementara itu di Indonesia, negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, adalah “pemandangan biasa” orang-orang muda dan bahkan juga dewasa pergi ke masjid atau melakukan shalat dengan menggunakan kaos kostum sepakbola Barat, yang jelas-jelas terdapat gambar salib pada logo kesebelasannya. Mereka juga tidak canggung shalat dengan mengenakan kaos bergambar kelompok band rock metal ala Barat.*