Hidayatullah.com—Otoritas Turki hari Jumat telah memulai pembangunan masjid di tengah Taksim Square, proyek yang diperjuangkan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang sempat menuai perdebatan publik dan aksi demo besar-besaran.
Rencana pembangunan masjid di Taksim berlanjut, mengingat di wilayah paling sibuk di kota itu kekurangan rumah ibadah, tulis Reuters.
Taksim Square adalah jantung komersial paling ramai dan pernah menjadi titik fokus demonstrasi tahun 2013. Taksim Square, sebuah tempat yang menjadi jantung kota Istanbul.
Dulunya, tempat ini adalah pusat utama kota baru di sisi Eropa. Penduduk setempat dan wisatawan pergi ke Taksim untuk belanja dan hiburan.
Tapi itu sudah lama wilayah ini kekurangan tempat ibadah bagi kaum Muslim, rumah bagi beberapa gereja.
“Ini adalah menyenangkan bahwa tidak ada yang harus berdoa di jalan-jalan sekarang,” kata Wali Kota Istanbul Kadir Topbas pada upacara peletakan batu fondasi masjid, menurut kantor Anadolu Agency.
Dia mencatat bahwa masjid dua menara akan berdekatan dengan Gereja Ortodoks Yunani yang bersejarah.
“Wisatawan yang melihat Menara masjid dan gereja akan melihat seberapa baik kita hidup bersama di kota ini,” tambah Kadir Topdas.
Masjid baru ini diharapkan akan selesai dalam dua tahun.

Tahun 2013, Recep Tayyip Erdogan yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri sempat menghentikan proyek ini akibat adanya protes kelompok sekuler.
Pada bulan Juli 2016, Presiden Turki Tayyip Erdogan, berjanji tak akan menghentikan pembangunan. Proyek yang dimaksud Erdogan adalah pembangunan barak militer di era Khilafah Utsmaniyah yang akan berdiri di atas tanah yang saat ini menjadi lokasi Taman Gezi Park. Kalangan sekuler Turki –penentang rencana ini– berdalih proyek itu akan menggusur area hijau di pusat kota Istanbul yang berdekatan dengan Taksim Square.
Pembangunan kembali barak monumental di era-Ottoman yang juga satu paket dengan pembangunan masjid di Taksim.
Kala itu, delapan orang dilaporkan tewas dan ribuan lainnya harus dilarikan ke rumah sakit akibat bentrok antara demonstran yang tak terkendali dengan polisi Turki akibat menentang rencana ini. Pasca peristiwa ini, otoritas Turki melarang aksi demonstrasi di Taksim Square termasuk acara-acara yang melibatkan perkumpulan massa bagi warga Istanbul.
PTUN Turki sempat membatalkan proyek monumental tersebut, namun tahun 2015 yang lalu keputusan itu ditinjau kembali setelah pemerintah lokal Istanbul mengajukan banding.
“Atas izin Tuhan, pertama kami akan membangun replika bangunan bersejarah, barak militer di Taksim, terlepas mereka suka atau tidak,” kata Erdogan di depan pendukungnya yang berkumpul di luar rumahnya, di Istanbul, usai salah satu kelompok di militer berupaya mengambil alih kekuasaan pada 15 Juli.
Bagaimana Erdogan Membangun Turki dan Menumbangkan Sekulerisme? [1]
Erdogan mengatakan di depan massa bahwa replika barak akan menjadi museum kota.
epada pendukungnya Erdogan mengatakan barak tersebut akan menjadi museum kota. Dia juga mengatakan akan meruntuhkan Pusat Kebudayaan Ataturk. Sebagai gantinya, akan dibangun gedung opera pertama di Taksim Square dan masjid.
Taksim dan Gezi telah lama menjadi simbol sekuler Republik Turki. Keduanya dikembangkan setelah jatuhnya kekhalifahan Ottoman.
Taksim dan Gezi, merupakan ruang terbuka hijau (RTH) di kota itu, dibangun beberapa tahun usai kejatuhan Khilafah Utsmaniyah (Ottoman), yang sebelumnya telah menjadi simbol Republik Turki yang sekuler.
Profesor Ahmet Vefik Alp, arsitek asal Turki yang juga perancang masjid mengungkapkan, akan mengubah lahan parkir di daerah dekat Konsulat Jenderal Prancis di Taksim menjadi sebuah masjid dan pusat budaya Islam.
Desain masjid buatan Alp berpedoman pada budaya Taksim dan telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Badan Perlindungan Daerah.
Masjid ini menurut Alp akan diberi nama Taksim Cumhuriyet Camisi (Masjid Republik Taksim) dan menggunakan arsitektur kontemporer.
Tempat ibadah ini akan mampu menampung antara 300 sampai 1500 orang.*/MR Utama