Hidayatullah.com—Badan meteorologi Jepang menyatakan gelombang hawa panas yang menyapu negeri sakura beberapa hari belakangan ini sebagai bencana alam, dengan korban nyawa sedikitnya 65 orang yang tercatat sejak pekan kemarin.
Seorang jubir lembaga meteorologi memperingatkan bahwa suhu udara dengan tingkat panas yang belum pernah terjadi sebelumnya sedang menghampiri sejumlah daerah di Jepang.
Lebih dari 22.000 orang telah dilarikan ke rumah sakit akibat sengatan panas, hampir setengahnya merupakan manula, kata para pejabat seperti dilansir BBC Selasa (24/7/2018).
Hari Senin, kota Kumagaya melaporkan suhu udara mencapai 41,1C rekor tertinggi yang pernah tercatat di Jepang.
Ahli prakiraan cuaca mengatakan gelombang panas tersebut belum menunjukkan akan segera berakhir.
Di ibukota Tokyo bagian tengah, temperatur melebihi 40C, juga rekor tertinggi yang pernah tercatat di kota metropolitan itu.
Badan meteorologi memperingatkan kemungkinan suhu udara 35C atau lebih akan berlanjut sampai awal bulan Agustus.
“Kita mengalami suhu panas dalam tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya di sejumlah daerah,” kata Motoaki Takekawa, jubir badan meteorologi. Oleh karena gelombang hawa panas ini merenggut banyak nyawa orang, maka “kami mengakuinya sebagai bencana alam.”
Di Prefektur Ibayaki, sebelah utara Tokyo, seorang wanita berusia 91 tahun ditemukan pingsan di lapangan dan kemudian dinyatakan wafat di sebuah rumah sakit. Di Saitama –yang letaknya berdekatan– dua wanita jompo ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di rumah mereka.
Oleh karena kurang dari 50 persen sekolah di Jepang dilengkapi dengan pendingin udara, jubir pemerintah Yoshihide Suga mengatakan liburan musim panas bisa saja diperpanjang demi melindungi keselamatan anak-anak.
Masyarakat diimbau mengkonsumsi banyak air minum, menggunakan pendingin udara dan memperbanyak istirahat.
Orang-orang di sejumlah kota mengikuti upacara yang dikenal sebagai uchimizu (upacara air), menyiramkan air dingin ke trotoar panas guna mendinginkan jalan.
Gelombang panas di Jepang kali ini membuntuti hujan luar biasa deras yang menyebabkan banjir dan longsor di banyak tempat di bagian barat Jepang.*